Produksi dan teori Perdagangan

Berproduksi:

·  Kegiatan produksi merupakan kegiatan yang sangat dianjurkan untuk memperoleh penghasilan/ bekal hidup oleh Islam

·      Dalam beberapa Hadith diceritakan bahwa sebaik-baik rizki adalah yang dihasilkan dari tangannya sendiri. Nabi Dawud misalnya, merupakan ahli metalurgi menurut istilah sekarang. Dalam suatu Hadith yang lain disebutkan bahwa seandainya kita tahu esok hari kiyamat  datang, sedang di tangan kita ada biji korma, maka menurut Rasulullaah, biji korma harus ditanam

·      Berproduksi pada dasarnya adalah penciptaan nilai tambah

·      Jadi berproduksi merupakan bagaian dari ibadah seorang hamba (‘abdu)

Pertukaran/Perdagangan:

·         Apa yang dibutuhkan oleh seseorang, seringkali tidak bisa, atau setidak-tidaknya tidak effisien dilakukan sendiri

·         Secara naluriah, kemudian melakukan pertukaran/ perdagangan

·         Dari sini (menurut Al-Gozali) muncul kegiatan pergudangan, transportasi, dll

·         Kegiatan perdagangan, merupakan kegiatan produktif, kegiatan bisnis

·         Bahkan perdagangan merupakan pendorong ke arah kenaikan produksi, mengarah ke spesialisasi

Jadi Terjadinya Perdagangan karena:

-          ada perbedaan selera

-          ada perbedaan kemampuan menghasilkan (produksi)

Manfaat Perdagangan

-          perdagangan mengarah kepada spesialisasi

-          mendorong efisiensi penggunaan sumber daya

-          memungkinkan orang dapat mengonsumsi barang di luar kemampuan produksinya

Contoh: Perdagangan antara Indonesia dan Amerika: Indonesia  mengekspor kayulapis, Amerika mengekspor komputer

TEORI PERDAGANGAN:

1.       Teori Keunggulan Absolut (Absolute Advantage)

o   Pelopor: Adam Smith

o   Perdagangan hanya bisa terjadi apabila masing-masing mempunyai keunggulan absolut

o Keungggulan absolut diukur dari jumlah jam kerja yang dicurahkan untuk menghasilkan satu unit produki

o   Kalau Jepang membutuhkan waktu 3 jam untuk membuat bumbu masak, sedang Indonesia membutuhkan 4 jam, maka dikatakan bahwa jepang mempunyai keunggulan mutlak dalam menghasilkan bumbu masak

o   Indonesia tidak dapat mengekspor bumbu masak ke jepang

2.       Teori Keunggulan Komparatif, keunggulan relative (Camparative Advantage)

·       dipelopori Ricardo/J.S Mill

·  Perdagangan hanya bisa terjadi apabila masing-masing negera mempunyai keunggulan komparative

·      keunggulan komparative diukur dari dasar tukar domestik.

·     Dasar tukar domestik merupakan perbandingan antara jam kerja yang dicurahkan untuk menghasilkan produk, dibandingkan dengan jam kerja yang dibutuhkan untuk produk yang lain

·    Kalau untuk menghasilkan bumbu masak di Indonesia membutuhkan 3 jam, sedang untuk membuaat kursi rotan dibutujam kan 6 jam, maka dikatakan bahwa Dasar Tukar Domestik  (DTD) kursi rotan di Indonesia adalah 2 (dua bumbu masak)

·      Eksporlah yang relaatif murah, dan terletak antara dua DTD    

3.       Contoh kasus ini (dalam teori, dengan asumsi):

-          dengan barter

-          dua jenis barang

-          tidak ada biaya transaksi (pertukaran langsung)

Indonesia mempunyai waktu 48 jam kerja, sedang Iran juga mempunyai 48 jam kerja

Data alokasi waktu pembuatan barang masing-masing:

                                    Indonesia                                       Iran

Permadani      :   6 jam/m                                                    8 jam/m

Minyak sawit  :  2 jam/l                                                      4 jam/l

-  Menurut teori Absolit advantage, perdagangan (pertukaran) tidak bisa terjadi, sebab Indonesia bagaimanapun lebih efisien/hemat dalam penggunaan waktu. Iran tidak dapat mengekspor permadani maupun minyak sawit.

-  Tapi sebenarnya  menurut teori keunggulan komparativ,  pertukaran dapat dilakukan, konsumsi dapat  ditingkatkan mejadi  lebih besar, asal masing-masing melakukan spesialisasi pada barang yang lebih murah, keduanya melakukan perdagangan  dengan Dasar Tukar Internasional yang terletak di antara dua dasar tukar domestik

-     Di Indonesia, DTD permadani = 3 kali harga/biaya MS. Di Iran, DTD permadani = 2 kali MS) 

-     Anggap yang terjadi adalah pertukaran dengan nilai tukar: 1 meter permadani dengan 2,5 l minyak sawit Anggap pula kebutuhan permadani Indonesia adalah 2 m.

-  Jika masing-masing melakukan spesialisasi, maka Iran mampu membuat permadani sebanyak 6 meter, Indonesia dapat menghasilkan 24 l minyak

-     Anggap Indonesia mengimpor 2 m permadani, yang otomatis menukarnya dengan 5 l minyak sawit

-     Indonesia sekarang memiliki 2 m permadani serta (24 -5)l minyak sawit. Iran mempunyai 5 liter minyak sawit dan (6-2) m permadani. Ini yang bisa dikonsumsi masing-masing

-      Dapatkah ini diperoleh jika tidak ada perdagangan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar