Poskan judul

Sejarah obligasi syariah
Secara terminoogi sukuk adalah sebuah kertas atau catatan yang padanya terdapat perintah dari seorang untuk membayar uang dengan jumlah tertentu pada orang lain yang namanya tertera pada kertas tersebut. Kata sukuk berasal dari bhasa persia yaitu jak, lalu masuk dalam bahasa arab dengan nama shak. Goiten menyebutkan bahwa shak adalah asalkata dari kata chek yang terdapat dalam bahasa inggris dimana ia pada dasarnya  adalah surat hutang. Kemudian surat hutang  model ini bekembang di eropa. Sukuk sudah pakai sebagai salah satu alat pembayaran sejak awal islam dimana jatah (santunan negara) atau gaji para pegawai negara kadangkala dibayar dengan memakai kertas tersebut. Dalam sejarah disebutkan bahwa khalifah Umar Ibn al- Khatab adalah khalifah pertama yang membuat shak dengan membubuhkan setempel dibawah kertas shak tersebut.
Dalam perkembangannya, the Islamic Jurispudence Council (IJC) kemudian mengeluarkan fatwa yang mendukung berkembangnya sukuk. Hal tersebut mendorong Otoritas Moneter Bahrain (BMA – Bahrain Monetary Agency) untuk meluncurkan salam sukuk berjangka waktu 91 hari dengan nilai 25 juta dolar AS pada tahun 2001. Kemudian Malaysia pada tahun yang sama meluncurkan global corporate Sukuk di pasar keuangan Islam internasional. Inilah sukuk global yang pertama kali muncul di pasar internasional.
Selanjutnya, penerbitan sukuk di pasar internasional terus bermunculan bak cendawan di musim hujan. Tidak ketinggalan, pemerintahan di dunia Islam pun mulai melirik hal tersebut. Sebagai contoh, pada tahun 2002 pemerintah Malaysia menerbitkan sukuk dengan nilai 600 juta dolar AS dan terserap habis oleh pasar dengan cepat, bahkan sampai terjadi over subscribe. Begitu pula pada Desember 2004, pemerintah Pakistan menerbitkan sukuk di pasar global dengan nilai 600 juta dolar AS dan langsung terserap habis oleh pasar. Dan masih banyak contoh lainnya.
Harus kita akui, bahwa sukuk atau obligasi syariah ini adalah salah satu bentuk terobosan baru dalam dunia keuangan Islam, meskipun istilah tersebut adalah istilah yang memiliki akar sejarah yang panjang. Inilah salah satu bentuk produk yang paling inovatif dalam pengembangan sistem keuangan syariah kontemporer. (http://hndwibowo.blogspot.com/2008/06/sukuk.html).
Kendala dan strategi pengembangan obligasi syariah
1.    Belum banyak masyarakat yang paham tentang keberadaan obligasi syariah, apalagi sistem yang digunakannya
Masyarakat dalam penimpan dananya cenderung didasarkan atas pertimbangan pragmatis
2.    Di usia yang masih relatif muda dan sistem yang berbeda, obligasi syariah dikondisikan untuk menghadapi masyarakat yang kurang percaya akan keberadaan sistem yang belum ia kenal
Usaha yang perlu dilakukan untuk menjawab kendala-kendala obligasi syariah adalah sebagai berikut :
1.        Langkah-langkah sosialisasi dilakukan untuk membangun pemahaman masyarakat akan keberadaan obligasi syariah di tengah-tengah masyarakat
2.        Usaha untuk menarik pasar emosional secara statistik relatif lebih sedikit daripada pasar rasional
3.        Untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat, usaha untuk meningkatkan profesionalitas, kualitas, kapabilitas, dan efisiensi untuk selalu dilakukan oleh obligasi syariah.
Emisi Obligasi Syariah
Syarat-syarat untuk menerbitkan obligasi syariah adalah sebagai berikut :
1.      Aktivitas utama (core business) yang halal, tidak bertentangan dengan substansi
2.      Peringkat investasi grade
3.      Keuntungan tambahan jika termasuk dalam komponen Jakarta Islamic Index (JII)
Obligasi Sukuk
Tinjauan Umum
Kata-kata sakk, sukuk dan sakaik dapat ditelusuri dengan mudah di litelatur islam komersial klasik. Kata-kata tersebut terutama secara umum digunakan untuk perdagangan internasional di wilayah muslim pada Abad Pertengahan, bersamaan dengan kata hawalah dan mudarabah. Akan tetapi, sejumlah penulis barat tentang sejarah perdagangan Islam/Arab Abad Pertengahan memberikan kesimpulan bahwa sakk merupakan kata dari Latin cheque atau check yang biasanya digunakan pada perbankan kontemporer.
»»  baca lanjutannya sob .. ..

Poskan judul

Pondasi Ekonomi Syariah

Teori ekonomi perusahaan yang selama ini berkembang menekankan pada prinsip memaksimalkan keuntungan perusahaan  (shareholder value). Namun dewasa ini teori-teori ekonomi tersebut telah mulai bergeser pada sistem nilai yang lebih luas (stakeholder value), dimana manfaat yang didapatkan tidak lagi difokuskan hanya pada pemegang saham, akan tetapi pada semua pihak yang dapat merasakan manfaat hadirnya suatu unit kegiatan ekonomi.
Islam sebagai suatu falsafah hidup secara lengkap telah mendefinisikan dasar-dasar kegiatan yang berkaitan dengan aspek muamalah, termasuk di dalamnya kegiatan yang berkaitan dengan ekonomi di dalamnya antara lain meliputi keuangan dan perbankan.
Falsafah Islam dalam ekonomi berusaha untuk mengangkat kesinambungan sistem perekonomian dan mencakup aspek–aspek yang lebih luas dan terstruktur yang diformulasikan  dalam bentuk fondasi pemikiran, pilar-pilar dan tujuan. Hal itu, sebagaimana dirumuskan dalam Cetak Biru Perbankan Syariah 2006, dapat dicermati dalam paparan berikut.
Fondasi
Fondasi pemikiran ekonomi Islam merupakan prasyarat dasar yang mesti diidentifikasi dan dipenuhi sebelum memasuki tahapan implementasi pengembangan ekonomi syariah. Fondasi ini meliputi tiga hal sebagai berikut:
Aqidah (fondasi utama). Aqidah adalah suatu ideologi samawi yang membentuk paradigma dasar bahwa alam semesta ini dicipta oleh Allah Yang Maha Esa sebagai sarana hidup bagi seluruh umat manusia untuk mencapai kesejahteraan secara material dan spiritual. Dalam konsep aqidah, setiap aktivitas umat manusia memiliki nilai akuntabilitas Ilahiah yang menempatkan perangkat syariah sebagai parameter kesesuaian antara aktivitas usaha dengan prinsip-prinsip syariah. Aqidah yang baik diharapkan akan membentuk integritas yang membantu terbentuknya good governance dan market discipline yang baik. Konsep aqidah akan menjadi dasar bagi fondasi  pendukung yang meliputi syariah dan akhlak.
Syariah dan Akhlaq (Fondasi Pendukung Pertama). Syariah merupakan ketentuan hukum Islam yang mengatur aktivitas umat manusia  yang berisi perintah dan larangan, baik yang menyangkut hubungan interaksi vertikal dengan tuhan maupun interaksi horisontal dengan sesama makhluk. Prinsip syariah dalam kegiatan ekonomi secara umum akan menjadi sumber ketentuan yang mengatur pola hubungan bagi semua pelaku dan stakeholder perbankan syariah. Akhlak merupakan norma dan etika yang berisi nilai-nilai moral dalam interaksi sesama manusia, manusia dengan lingkungannya dan manusia dengan pencipta alam semesta agar hubungan tersebut menjadi  harmoni dan sinergis .
Ukhuwah (Fondasi Pendukung Kedua). Ukhuwah adalah prinsip persaudaraan dalam menata interaksi sosial yang diarahkan pada harmonisasi kepentingan individu dengan tujuan kemanfaatan secara umum dengan semangat tolong menolong. Ukhuwah dalam aktivitas ekonomi dilakukan melalui proses ta’aruf (saling mengenal), tafahum (saling memahami), ta’awun (saling menolong), takaful (saling menjamin ) dan tahaluf (saling beraliansi). Ukhuwah menempatkan pola hubungan antar manusia yang dilandasi dengan prinsip kesejajaran, saling percaya dan saling membutuhkan.
Pilar
Merupakan asas atau prinsip tindakan sebagai penjabaran dari nilai-nilai dasar yang telah diidentifikasi pada saat pelaksanaan program kerja.
Keadilan (‘adalah). Keadilan dalam Islam adalah menempatkan sesuatu hanya pada tempatnya dan memberikan sesuatu pada yang berhak, serta memperlakukan sesuatu sesuai posisinya. Implementasi keadilan dalam aktivitas ekonomi berupa aturan prinsip muamalah yang melarang adanya unsur :
i.    Riba (unsur bunga dalam segala bentuk dan jenisnya, baik riba nasiah maupun fadlh)
ii.    Dzilm (unsur kezaliman yang merugikan diri sendiri, orang lain maupun lingkungan)
iii.   Maysir (unsur judi dan sikap untung-untungan)
iv.   Gharar (unsur ketidakjelasan )
v.   Haram (unsur haram baik dalam barang maupun jasa serta aktivitas operasional)
Kemaslahatan (maslahah). Hakekat kemaslahatan dalam Islam adalah segala bentuk kebaikan dan manfaat yang berdimensi integral duniawi dan ukhrawi, material dan spiritual, serta individual dan kolektif. Sesuatu dipandang Islam bermaslahat jika memenuhi dua unsur yakni kepatuhan syariah (halal) dan bermanfaat serta membawa kebaikan (thayyib) bagi semua aspek secara integral yang tidak menimbulkan mudharat dan merugikan pada salah satu aspek. Secara luas, maslahat ditujukan pada pemenuhan visi kemaslahatan yang tercakup dalam maqasid (tujuan) syariah yang terdiri dari konsep perlindungan terhadap keimanan dan ketakwaan (dien), keturunan (nasl), jiwa dan keselamatan (nafs), harta benda (maal) dan rasionalitas (‘aql). Setiap kegiatan ekonomi syariah harus memenuhi unsur-unsur yang telah ditetapkan dalam maqasid syariah secara terintegrasi.
Keseimbangan (tawazun). Konsep syariah menempatkan aspek keseimbangan sebagai pilar yang meliputi berbagai segi yang antara lain meliputi keseimbangan; pembangunan material dan spiritual; pengembangan sektor keuangan dan sektor riil; risk dan return; bisnis dan sosial; serta pemanfaatan dan pelestarian sumber daya alam.
Pembangunan ekonomi syariah tidak hanya ditujukan untuk pengembangan sektor usaha kecil dan mikro yang terkadang luput dari upaya-upaya pengembangan sektor ekonomi secara keseluruhan.
TUJUAN
MERUPAKAN SASARAN AKHIR DARI SEGALA KEGIATAN IMPLEMENTASI DALAM RANGKA PENGEMBANGAN EKONOMI DAN PERBANKAN SYARIAH. ADAPUN SASARAN AKHIR DARI KEGIATAN EKONOMI SYARIAN ADALAH FALAH.
Falah adalah kesuksesan hakiki berupa pencapaian kebahagiaan dalam segi material dan spiritual serta tercapainya kesejahteraan di dunia dan akhirat. Suatu kesuksesan dalam aspek material tidaklah bermakna apabila mengakibatkan kerusakan dalam aspek kemanusiaann lainnya seperti persaudaraan dan moralitas.
SISTEM EKONOMI SYARIAH DILANDASI PEMIKIRAN BAHWA SETIAP KEGIATAN EKONOMI MEMILIKI DIMENSI IBADAH YANG DAPAT DIIMPLEMENTASIKAN PADA SETIAP LEVEL KEGIATAN. DENGAN AQIDAH YANG BENAR, SETIAP KOMPONEN DALAM SISTEM DIHARAPKAN DAPAT MENGHASILKAN PERBUATAN BAIK YANG MENCERMINKAN SUATU AKHLAK MULIA. UNTUK MENYELARASKAN JENIS KEGIATAN YANG BERBEDA, SISTEM DILENGKAPI DENGAN HUKUM SYARIAH TENTUNYA DILAKSANAKAN SECARA SELARAS DENGAN HUKUM POSITIF YANG BERLAKU SUATU SISTEM KEMASYARAKATAN.
IMPLEMENTASI ATURAN SYARIAH DAN AKHLAK YANG BAIK DIHARAPKAN AKAN MENGHASILKAN SUATU FENOMENA KEBERSAMAAN DALAM MELAKSANAKAN KEGIATAN MUAMALAH YANG MENGUTAMAKAN KESEJAHTERAAN BERSAMA DALAM SETIAP PENCAPAIAN TUJUAN EKONOMI. DASAR-DASAR EKONOMI SYARIAH KEMUDIAN DIJABARKAN DALAM BENTUK PILAR-PILAR YANG AKAN MEWARNAI SIFAT DAN BENTUK TRANSAKSI KEUANGAAN  YANG DIOPERASIONALISASIKAN. ADAPUN PILAR YANG MENUNJANG TERCAPAINYA TELAH MENCAKUP ASPEK KEADILAN, KEMASLAHATAN DAN KESEIMBANGAN.
Dari semua upaya dan pencapaian ekonomi syariah ini, tujuan puncaknya adalah untuk mencapai mardlatillah, mencari keridhaan Allah.

»»  baca lanjutannya sob .. ..

Sifat Obligasi dan Sukuk

Sifat Obligasi Sukuk

Sukuk atau obligasi syariah adalah surat berharga sebagai instrumen investasi yang diterbitkan berdasarkan suatu transaksi atau akad syariah yang melandasi (underying transaction) yang dapat berupa ijarah (sewa) mudarabah (bagi hasil). Sukuk yang sekarang sudah banyak diterbitkanadalah berdasarkan akad sewa (sukuk al-ijarah) dimana hasil investasi berasal dan dikaitkan dengan arus embayaran sewa aset tersebut.
Masalah-masalah yang berkaitan dengan sukuk
•    Tingkat return yang dipastikan pada sukuk
Tingkat return pada sebagian besar sukuk secara pasti disetujui di awal bahkan tanpa provisi tertentu untuk jaminan pihak ketiga. Beberapa sukuk yang diterbitkan menjadi sasaran kritikan tajam disebabkan karena keterlibatannya dari bay’ al-inah, bay’ al-dayn dan sifat-sifat landasan nonsyariah yang membuat sukuk sama dengan obligasi berdasarkan buka. Bay’ al-inah merupakan penjualan dua kali di mana pinjam dan orang yang meminjam menjual dan kemudian menjual kembali suatu objek di antara mereka sekali untuk tujuan memperoleh uang tunai dan sekali lagi untuk tujuan harga yang lebih tinggi berdasarkan kredit, dengan hasil bersih dari suatu pinjaman dengan bunga.
Menurut aturan syariah, pemegang sukuksecara bersama memiliki resiko terhadap harga aset dan biaya-biaya yang terkait dengan kepemilikan dan bagian dari uang sewanya dengan melakukan sewa pada pengguna tertentu.
•    Bay’ al Dayn
Perdagangan pasar sekunder untuk sekuritas Islam dimungkinkan melalui bay’ aldayn sebagaimana berbagai kasus di Malaysia yang didasarkan pada sukuk. Akan tetapi, jumhur ulama tidak menerima keadaan ini karena utang yang diwakili oleh sukuk didukung oleh aset-aset utama. Ahli-ahli hukum mslim tradisional dengan suara bulat menyatakan bahwa bay’al-dayn dengan diskon tidak diperbolehkan dalam syariah.
Macam – macam Sukuk
Sukuk Ijarah
Adalah suatu sertifikat yang memuat nama pemilik nya (investor) dan melambangkan kepemilikan terhadap aset yang bertujuan untuk disewakan, atau kepemilikikan manfaat dan kepemilikan jasa sesuai jumlah efek yang dibeli denagn harapan mendapatkan keuntungan dari hasil sewa  yang berhasil direalisasikan berdasar transaksi ijarah.
Ketentuan akad ijarah sebagai berikut:
•    Objeknaya dapat berupa barang (harta fisik yang bergerak, tak bergerah, harta perdagangan) maupun berupa jasa
Manfaat dari objek dan nilai manfaat tersebut diketahui dan disepakati oleh kedua belah piahak.
Ruang lingkup dan jangka waktu pemakaiannya harus dinyatakan secara spesifik.
Penyewa harus membagi hasil manfaat yang diperolehnya dalam bentuk imbalan atau sewa/upah
Pemakaian manfaat harus menjaga objek agar manfaat yang diberikan oleh objek tetap terjaga
•    Pembeli sewa haruslah pemilik mutlak.
Secara teknis, obligasi ijarah dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1.      Investor dapat bertindak sebagai penyewa , sedangkan emiten dapat bertindak sebagai wakil investor.
2.      Setelah investor memperoleh hak sewa, maka investor menyewakan kembali objek sewa tersebut kepada emiten.
Obligasi syariah musyarakah
Adalah obligasi syariah yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau akad musyarakah di mana dua pihak atau lebih bekerja sama menggabungkan modal untuk pembangunan proyek baru, mengembangkan proyek baru, mengembangkan proyek yang telah ada atau membiayai kgiatan usaha.

Obligasi syariah istishna’
Adalah obligasi syariah yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau akad istishna’ di mana para pihak menyepakati jual beli dalam rangka pembiayaan suatu proyek/barang.
Ketentuan Umum obligasi syariah
1.    Pelaksanaan obligasi syariah mulai dari awal sampai akhir  harus terhndar dari format dan substansi akad yang berkaitan dengan riba (pembungaan uang) dan gharar
Transaksi obligasi syariah harus berdasarkan konsep muamalah yang sejalan syariah seperti akad  kemitraan (musyarakah dan mudharabah), jual beli barang (murabaha, salam, dan istishna)/
Bagi hasil pada akad kemitraan, fee pada akad ijarah, dan harga (modal dan margin) pada akad jual beli harus ditentukan secara jelas pada awal transaksi (prospectus atau sertifikat).
Usaha yang dilakukan emiten (originator) berhubungan dengan dana sukuk yang dikelola harus terhindar dari semua unsur-unsur non halal.
Pemberian pendapat dapat dilakuakan secara periodek (sesuai karakteristik masing-masing akad).
Tidak semua sertifikat sukuk sertifikat sukuk dapat diperjualkan  dan tidak semua pendapat dapat bersifat mengambang (floating) atau indikatif.
Pengawasan terhadap pelaksanaa dilaksanakan oleh Dewan Pengawas Syariah dari aspek syariah, dan oleh wali amanat atau SPV dari segi  operasional lapangan khususnya terhadap usaha emiten
Apabila emiten melakukan kelalaian atau melanggar syarat perjanjian, dilakukan pengembalian dana investor dan dibuat surat pengakuan utang,
2.    Jasa asuransi syariah dapat digunakan untuk sebagai alat  perlindungan resiko aset sukuk.
Pembiayaan Usaha Syariah – Obligasi
Pembiayaan usaha berjangka panjang dalam bentuk bukan ekuitas dalam pasar modal dikena sebagai pembiyaaan dengan menerbitkan obligasi. Menurut definisi obligasi adalah surat berharga (efek) hutang jangka panjang yang diterbitkan oleh sebuah perusahaan atau pemerintah (emiten) dengan ketentuan suku bunga dan tanggal jatuh tempo tertentu.

Prinsip syariah melarang untuk meminta atau memberi tambahan (imbalan) atas pemberian hutang karena hutang dikategorikan sebagai kegiatan tolong menolong yang lebih sarat unsur sosialnya.

Dalam konsep syariah pembiayaan dapat terjadi karena ada suatu pihak yang memberikan dana untuk memungkinkan suatu  taransaksi.
Perbedaannya adalah dalam hal hubungan langsung antara pihak penjual dengan pembeli kedua belah pihak adalah pihak-pihak yang berkaitan langsung dengan perdaganagan obyek transaksi.
Dalam hal ini kegiatan investasi ini dapat mengikuti ikatan atau aqad mudharabah, kewajiban  akan timbul bila:
1.    investor berhak atas pembagian hasil yang posotif, atau bila
2.    investor ingin menarik kembali (sisa) dana yang telah diinvestasikan.
Kegiatan investasi ini juga dapat mengikuti aqad ijarah dimana kewajiban akan timbul atas:
1.    pembayaran sewa/upah atas pemakaian manfaat dari obyek pembiayaan serta
2.    pembayaran nilai jual obyek pembiyaan pada akhir  masa sewa atas eksekusi aqad jaiz dari emitten untik membeli obyek pembiayaan pada akhir  masa pembiayaan
Karena itu, definisi paling tepat untuk obligasi syariah adalah suatu kontrak pembiayaan tertulis, yang:
•    berjangka panjang
untuk membayar kembali pada waktu tertentu
seluruh kewajiban yang timbul
akibat pembiyaan untuk kegiatan tertentu menurut syarat dan ketentuan tertentu
•    serta membyar sejumlah manfaat secara peridik menurut aqad

Perkembangan Pasar Sukuk Global
Perkembangan dana keuangan Islam di berbagai lembaga keungan islam seluruhnya mencapai US $ 1.3 triliun yang dikelola lebih kurang 300 institusi lembaga keuangan disekitar 75 negara yang  tersebar dari  London, New York dan Zurich hingga ke Timur  Tengah, afrika dan Asia. Adapun pasar keungan Islam diperkirakan berjumlah US$ 400 miliyar dengan tingkat perkembangan rata-rata 12%-15%. Seperti yang dilaporkan oleh IIFM pada bulan september 2006, Negara-negara yang paling maju dalam mengmbangkan keuangan Islam adlah Malysia, Kuwait , saudi Arabia, United arab Emirates (UEA). Kingdom of bahrain, dan Qatar. Dimana negara-negara tersebut telah sampai pada level peningkatan inovasi bisnis dan memiliki kemampuan ekpansi pasar yang berkelanjutan.

Negara-negara seperti Brunei, Indonesia, afrika selatan, Maroko, Turki, dan Pakistan sedang berusaha mengjar pada level berikutnya, yaitu sebagai kompetitor dalam pengembangan dan ekspansi pasar yang diterima masyarakat luas. Adapun negara-negara yang sedang untuk mengembang kan keungan Islam adlah Syiria, Lebanon, Germany, USA, dan Singapore. Dan untuk negara-negara china, India, Hongkong, dan Australia masih menanti dan mengamati peluang pasar.
Adapun perkirakan perkembangan keuangan Islam berikutnya akan lebih cepat, walaupun saat ini  market share masih relatif kecil. Perkembangan pasar sukuk global saat ini telah meningkat dan cukup matang, hal ini dimulai dari kesadaran para investor dan penetiban sukuk untuk menggunakan momentum peningkatan harga minyak wangi dewasa ini.
Adapun untuk katagori Sukuk negara, maka yang terbesar adalah UEA yaitu 45%, kemudian menyusul Bahrain 17%, dan Saudia Arabia 7%, Malaysia 6%. Saat jumlah Sukuk negara telah mencapai 76 Sukuk dengan total jumlah US$ 1,2 Miliar (LMC, Juni 2007).
»»  baca lanjutannya sob .. ..

Bank Syari'ah Model Indonesia

BANK SYARIAH DI INDONESIA

Regulasi Perbankan Indonesia dan Kedudukan Perbankan Islam di Dalamnya

Periode Undang-Undang No. 14 Tahun 1967
Regulasi perbankan di Indonesia secara sistematis dimulai pada tahun 1967 dengan dikeluarkannya UU No. 14 Tahun 1967 tentang pokok-pokok perbankan. UU ini mengatur secara komprehensif sistem perbankan yang nantinya akan berhubungan dengan Perbankan Syariah.
  Periode Deregulasi 1 Juni 1983
Periode ini Bank-bank sangat tergantung pada likuiditas BI sehingga tidak ada persaingan antara bank yang ada, sehingga bunga bank menjadi tidak menarik bagi nasabah, oleh karena itu pemerintah mengeluarkan Deregulasi yang membelenggu penetapan tingkat bunga, maka timbulah kemungkinan bagi suatu bank untuk menentukan tingakat bunga 0%, yang berarti merupakan penerapan sistem perbankan syariah melalui perjanjian murni beradasarkan prinsip bagi hasil.
  Periode PAKTO 1988
PAKTO(Paket Kebijaksanaan Pemerintah Bulan Oktober) yang dikeluarkan pada tanggal 27 Oktober 1988 digunakan untuk memobilisasi dana masyarakat yang berisi tentang pendirian bank baru selain bank yang telah ada.
Setelah PAKTO dikeluarkan mulailah berdiri BPRS, yang pertama kali berdiri adalah Berkah Amal Sejahtera, Dana Mardhatillah pada tanggal 19 Agustus 1991, Kemudian disusul BPRS lsin yang muncul pada tahun yang sama di Bandung, dan 1 di Aceh.
  Periode UU No. 7 Tahun 1992
Titik terang pendirian lembaga bank dengan sistem syariah telah muncul sejak tahun 1990-an setelah adanya lokakarya ulama di Cisarua dan dibahas selanjutnya pada MUNAS MUI ke IV di Jakarta tanggal 22-25 Agustus 1990. Berdasarkan MUNAS tersebut Bank Muamalat menjadi tim kerja perbankan MUI. Akta pendirian PT Bank Muamalat Indonesia ditandatangani pada tanggal 1 November 1991, dan tanggal 1 Mei 1992 BMI mulai beroperasi.
Dalam UU No. 7 Pasal 6 dan Pasal 13 huruf C, menyatakan bahwa salah satu usaha bank umum dan BPR adalah menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil.
   Periode UU No. 10 Tahun 1998
Pada tahun 1998, dikeluarkan UU No. 10 Tahun 1998 tantang Perubahan Atas UU No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan. Pada UU ini terdapat beberapa perubahan yang memberikan peluang yang lebih besar bagi pengembangan perbankan Syariah di Indonesia.
1. Memenuhi kebutuhan jasa perbankan bagi masyarakat yang tidak menerima konsep bunga.
2. Membuka peluang pembiayaan bagi pengembangan usaha beradasarkan prinsip kemitraan.
3. Memenuhi kebutuhan akan produk dan jasa perbankan yang memiliki keunggulan komparatif berupa peniadaan pembebanan bunga yang berkesinambungan.

Pengertian, Tujuan dan Dasar Hukum Bank Syariah
Menurut UU No. 10 Tahun 1998 Pasal 1 ayat 3 secara jelas dinyatakan hakekat Bank Syariah adalah:“Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatan memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.” Hal ini sekaligus menjelaskan hakekat dari fungsi keberadaan bank sebagai intermediasi.
Dalam salah satu AD/ART suatu bank di sebutkan bahwa tujuan umum bank syariah didirikan adalah menjadi bank terpercaya pilihan mitra usaha dengan mengedepankan prinsip-prinsip syariah. Untuk mencapai tujuan itu, bank syariah menetapkan beberapa target, yaitu: (1) Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan yang berkesinambungan, (2) mengutamakan penghimpunan dana consumer dan penyaluran pembiayaan pada segmen UMKM, (3) merekrut dan mengembangkan pegawai professional dalam lingkungan kerja yan sehat, (4)mengembangkan nilai-nilai syariah universal dan (5)Menyenggalarakan operasional bank sesuai standar perbankan yang sehat.
Yang menjadi landasan bank syariah menjalankan usahanya adalah: (1) Al Qur’an, (2), Al Hadis, (3) UU No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan UU No. 7 Tahun 1992, (4) SK DIR BI No. 32/34/KEP/DIR Tentang Bank Umum berdasarkan Prinsip Syariah Tanggal 12 Mei 1999. Lahirnya Undang-undang No. 10 tahun 1998, tentang perubahaan atas undang No. 7 tahun 1992 tentang perbankan, pada bulan November 1998 telah member peluang yang sangat baik bagi tumbuhnya bank-bank syariah di Indonesia. Undang-undang tersebut memungkinkan bank beroperasi sepenuhnya secara syariah atau dengan membuka cabang khusus syariah.
Aturan-aturan terkait dengan Bank Syariah
 Bentuk hukum
Menurut ketentuan pasal 2 SK DIR BI 32/34/1999, bentuk hukum suatu Bank Umum Syariah dapat berupa: (1) Perseroan Terbatas, (2) Koperasi, atau (3) perusahaan daerah
  Izin Pendirian
Bank umum syariah hanya boleh menjalankan ushanya setelah mendapatkan izin dari pihak direksi Bank Indonesia. Demikian ditentukan dalam pasal 3 ayat 1 SK DIR BI No.l 32/34/KEP/DIR tanggal 12 Mei 1999.

 Pendiri
Menurut pasal 3 ayat 2 SK DIR BI 32/34/1999 yang dapat mendirikan Bank Umum Syraiah hanyalah: (1) warga Indonesia dan atau badan hukum Indonesia; atau (2) warga Negara Indonesia dan atau bdan hukum Indonesia dengan warga asing dan atau badan hukum asing secara kemitraan.
  Modal
Untuk dapat mendirikan suatu BUS jumlah modal yang disetor sekurang-kurangnya sebesar 3 triliun rupiah. Demikian ditentukan oleh pasal 4 ayat 1 SK DIR Bank Indonesia 32/34/1999.
Bank Syariah, BPRS dan IDB
Dalam pengertian kita dapat melihat perbedaan Bank Syariah, BPRS dan IDB. Telah disebutk sebelumnya bahwa pengertian Bank Syariah adalah Bank yang melakukan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah, yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. BPRS adalah Bank yang melakukan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah, yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sedang IDB adalah Lembaga keuangan yang memberikan bantuan finansial untuk pembangunan infrasturktur (Bank Islam) negara-negara Islam di seluruh dunia.

Dari sisi jumlah modal disetor sebagai syarat untuk menjalankan usahanya Bank Syariah mematok angkanya sebesar 3 triliun rupiah sedang BPRS sebesar 2 triliun rupiah.
 Prospek Bank Syariah di Indonesia
Untuk mengetahui prospek Bank Syariah di Indonesia perlu diketahui apa yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Metode analisa ini lumrah disebut analisis SWOT.
 Kekuatan Bank Syariah
Komitmen dan dukungan dari otoritas perbankan Indonesia dengan berlakunya UU No. 10 Tahun 1998 tetang perubahan UU No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan, menunjukkan pengakuan BI akan keberadaan Bank Syariah dan Bank Konvesional. Tak lama setelah itu BI membentuk Komite Pengarah, Komite Ahli, dan Komite Kerja Pengembangan Perbankan Islam sebagai wujud dukungan real BI.
Pada konferensi kedua menteri-menteri luar negeri Negara-negara Muslim diseluruh dunia bulan Desember tahun 1970 di Karachi, Pakistan, sepakat untuk mendirikian Islamic Development Bank yang dioperasikan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam. IDB kemudian secara resmi didirikan pada bulan Agustus 1974 di mana Indonesia menjadi salah satu Negara anggota pendiri
 Kelemahan Bank Syariah
Dewasa ini, masih terdapatnya berbagai kontroversi terhadap keberadaaan dan sistem operasional Bank Syariah, diantaranya: Kontroversi tentang bunga bank, penghitungan bagi hasil, system akuntasi berbasis kas dan akrual dan istilah-istilah yang tidak lazim digunakan oleh bank pada umumnya.
Hasil survey yang dilakukan BI di lima Provinsi menunjukkan rendahnya pemahaman masyarakat tentang produk dan manfaat Perbankan Syariah, hal ini menunjukkan bahwa Bank Syariah belum tersosialisasi dengan baik.
Kelemahan selanjutnya adalah mengenai system bagi hasil pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah. Hal ini sangat tergantung terhadapa kejujuran para nasabah. BS di Indonesia masih banyak memerlukan perangkat baik lunak maupun kasar untuk setidaknya menyamai system operasional bank konvensional.
 Peluang Bank Syariah
 Peluang karena pertimbangan kepercayaan agama
Penduduk RI mayoritas beragama Islam, hal tersebut memberikan peluang dan prospek yang sangat besar bagi kemajuan BS.
  Peluang hukum untuk berkembangnya BS
UU 1945 setelah Amandemen Pasal 33 Ayat 1 menyebutkan bahwa perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan. Hal ini sejalan dengan salah satu prinsip BS yaitu Kebersamaan dan Kekeluargaan.
UU No. 7 Tahun 1992 yang telah diubah menjadi UU No. 10 Tahun 1998 memberikan peluang lain bagi BS untuk tumbuh dan berkembang.

  Peluang kebutuhan alternative system ekonomi
Dalam kurun waktu 20 tahun terakhir, telah terjadi 2 kali krisis ekonomi global. Yang pertama pada tahun 1997 dan yang kedua terjadi pada tahun 2008 silam yang meresahkan masyarakat dan ekonomi dunia. Hal ini disinyalir karena system ekonomi mutakhir tidak mampu menghandle kemungkinan-kemungkinan terburuk yang akan terjadi. System ekonomi syariah muncul sebagai ekonomi alternative juga sebagai peluang yang signifikan bagi perbankan syariah.

 Ancaman terhadap Bank Syariah
Ancaman yang paling berbahaya adalah ketika BS dikaitkan dengan fanatisme agama.
Akan ada pihak-pihak yang menghalangi berkembangnya Bank Islam terkait masalah image label Islaml. Kemudian selain itu masalah intern yang dihadapi oleh umat Islam adalah ketika mereka mangalami kemerosotan iman karena tergoda oleh kebutuhan materi.
Dengan mengenali Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman bagi system operasional BS ini, diharapkan para cendikiawan mampu mengoptimalisasikan kegiatan Bank Syariah.
»»  baca lanjutannya sob .. ..

MAHFUDZOT V KMI [Darussalam Gontor]

1    رِسَـالَةُ كَتَبَـتْهَا بَاحِثَةُ البَـادِيَةِ   المتوفى سنة 37 هـ

مِنْ رَمْلِ الإِسْكَنـْدَرِيَّةِ لِصَدِيْقَةٍ لــهَاَ
عَزِيـْزَتيِ السَيــِّدَةُ بَلْسَم:
أُحَيِّيْكَ  لَوْلاَ بُرُوْدَةُ البَحْرِ لاَلْتَهَبْتُ إِلَيْكِ شَوْقًا وَلَوْلاَ تَصَبُّرِي لَطِرْتُ إِلَيْكِ حُبًّا, وَإِنيِّ لَمْ يُنْسِنِي صَفَاءُ السَمَاءِ صَفَاءَ وُدُّكِ, وَلاَرِقَّةُ النَسِيْمِ رِقَّةَ حَدِيْثِكِ, أَنَّهُ شَجاَنيِ وَذَكَرَنيِ وَلَمْ أَكُنْ ناَسِيَةً.
حَبِيْبَـتيِ:
لَيْتَكِ مَعيِ تَرَيْنَ الطَبِيْعَةَ بجَِمَاِلهَا تَرَيْنَ البَحْرَ يَزْخَرُ كَالرَعْدِ, وَالأَمْواَجَ تَتَلاَطَمُ زَرَافَاتٍ وَوِحْدَانًا, صَفَاءٌ فيِ البَحْرِ وَصَفَاءٌ فِي السَّمَاءِ كَأَنَّهَا قَلْبُنَا, تَسْمَعِيْنَ تَغْرِيْدَ الطُّيُوْرِ وَحَفِيْفََ الأَشْجَاِر إِنَّهاَ لَعَمْرُكِ مَناظِرُ تُلْهيِ المَرْءَ, وَلَكْنَّ هَيْهَاتَ لِمَيْليِ أَنْ تَلْهُو وَهِيَ تَعْلَمُ مَايُكِنُّهُ الدَهْرُ وَماَيُخْبِئُهُ اللَّيْلُ وَالنَّهاَرِ. تَقَبَّليِ مِنِّي أَحَرَّ قُبُلاَتِي وَأَوْفَرَ أَشْوَاقِي.

2    مِنْ شِعْرِهَـا تُخَاطِبُ المـَرْأَةَ المِصْرِيَّةَ

سِيْرِيْ كَسَيــْرِ السُّحُبِ    #      لاَتَأْنَيْ وَلاَ تَتَعَجَّليِ
لاَ تَكْنُسِي أَرْضَ الشَّوَارِعِ    #      بِالإِزَارِ المُسْــبَلِ
أَمَّا السَفُوْرُ فَحُكــْمُهُ    #      فيِ الشَّرْعِ لَيْسَ بمُِعْضَلٍ
ذَهَبَ الأَئِمَّــةُ فِيْـهِ    #      بَيـْنَ مُحَـرَّمٍ وَمُحَلِّل
يَجُوْزُ بِالإِجْمـَاعِ مِنْهُمْ    #      عِنْـدَ قَصْدِ تـَأَهُّـلٍ
لَيْسَ النِّقَاُب هُوَ الحِجَابُ    #      فَقَصِّـرِي أَوْ طَوِّلِـي
فَإِذَا جَهَلْتَ الفَرْقَ بَيْنَهُمَا    #      فَدُوْنَـكِ فَاسْأَلـِي
مِنْ بَعْضِ أََقْوَالِ الأَئِمَّةِ     #      لاَ مَجَـالَ لِمَـقُوْلِي
لاَ أَبْتَغِي غَيْرَ الفَضِيْـلَةِ    #      لِلنِّسَــاءِ فاَجْمَلِي

3    مِنْ كِتَابَةِ الأَدِيْبِ عَبْدِ اللهِ فِكْرِي بَاشاَ  المتوفى نسة 1207 هـ

وَصَــايَةٌ لِشَـخْصٍ
رَافِعُ هَذَا الرَّقِيْمِ إِلىَ حِمَى المَقَامِ الكَرِيْمِ يَذْكُرُ أُنَّ مَسْأَلَتَهُ طَالَ فِيْهَا المَدَى وَبَقِيَ فيِ انْتِظَارِهَا عَلَى مَثَلِ رُؤُوْسِ المُدَى,
 وَيَشْكُو مِنَ الفَقْرِ المُدْقِعِ والضًّرِّ المُضْجِعِ مَا أَحْرَجَ صَدْرَهُ وَأَخْرَجَ عَنْهُ صَبْرُهُ وَأَشْرَفَ بِهِ
 عَلىَ اليَأْسِ والاِسْتِسْلاَمِ لمَِخَالَبِ البَأْسِ لَوْلاَ أَمَلَ مِنْ مَوْلاَيَ يَبْقَى عَلىَ حَوْبَائِهِ
 وَيَنْشُرُ تِذْكَارَهُ مَيْتَ رَجاَءِهِ وَلَهُ فيِ سَيِّدِي ثَنَاءً يُبَارِي نَفَحَاتِ الأَزَاهِرِ
وَيَبْقَي عَلىَ صَفَحَاتِ الدَّهْرِ الدَّاهِرِ ثُمَّ هُوَ أَوْلىَ مَنْ تَعْطَفُ عَلَيْهِ عَوَاطِفُ كَرَمِهِ
 وَتَنْعَطِفُ إِلَيْهِ جِيَادُ هِمَمِهِ, وَأَرْجُو أَنْ يحَُقِّقَ مَوْلاَيَ فيِ تِلْكَ الشِّيَمِ الكَرِيْمَةِ
 مَا أَمَّلَهُ وَأُهْدِي مِنَ الثَّنَاءِ أَتَمَّهُ وَأَكْمَلَهُ.

4    ِلأَبـِي العَتَاهِيـةِ     المتـوفى  سنـة 213 هـ

أَشَدُّ الجِهَادِ جِهَـادُ الهَوَى    #      وَمَا أَكْرَمَ المَرْءِ إِلاَّ التُّقَى
وَأَخْلاَقُ ذِي الفَضْلِ مَعْرُوْفَةٌ    #      بِبَذْلِ الجَمِيْلِ وَكَفِّ الأَذَى
وَكُلُّ الفُكَـاهَةِ ممَْـلُوْلَةٌ    #      وَطُوْلُ التَعَاشُرِ فِيْهِ القِلَى
وَكُلُّ طَرِيْـفٍ لَهُ لَـذَّةٌ    #      وَكُلُّ تَالِدٍ سَرِيْعُ البِلَى
وَلاَ شَيْءَ إِلاَّ لَهُ آفَــةٌ    #      وَلاَ شَيْءَ إِلاَّ لَهُ مُنْتَهىَ
وَلَيْسَ الغِنَى نَشَبٌ فيِ يَدٍ    #      وَلَكِنَّ غِنىَ النَّفْسِ كُلُّ الغِنىَ


5    مِنْ أَحَـادِيْثِ رســولِ اللهِ صلّى اللهُ عليه وسلَّـمَ

صِفَـةُ المُؤْمِنِ الكَــامِلِ:
إِتَّقِ المَحَارِمَ تَكُنْ أَعْبَدَ النَّاسِ وَارْضَ بمِاَ قَسَّمَ اللهُ تَكُنْ أَغْنىَ النَّاسِ
 وَأَحْسِنْ إِلىَ جَارِكَ تَكُنْ مُؤْمِنًا وَأَحِبَّ لِلنَّـاسِ مَا تُحِبُّ لِنَفْسِكَ تَكُنْ مُسْلِمًا
 وَلاَ تُكْثِرِ الضَّحِكَ فَإِنَّ كَثْرَةَ الضَّحِكِ تُمِيْتُ القَلْبَ

فَضِيْـلَةُ الصِّــدْقِ:
إِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلىَ البِرِّ وَإِنَّ البِرَّ يَهْدِي إِلىَ الجَنَّةِ وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَصْدُقُ حَتىَّ يَكُوْنَ صَدِيْقًا,
 وَإِنَّ الكَذِبَ يَهْدِي إِلىَ الفُجُوْرِ وَإِنَّ الفُجُوْرَ يَهْدِي إِلىَ النَّارِ فَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَكْذِبُ حَتىَّ يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ كَذَّابًا

وِحْدَةُ المُسْلِمِـيْنَ وَاتحِّاَدُ مَشَـاعِرِهِمْ:
مَثَلُ المُؤْمِنِيْنَ فيِ تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ كَمَثَلِ الجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعىَ سَائِرُ الجَسَدِ بِالسَّهْرِ واَلحُمَّى.
المفردات

6    لِلأَفْــوَهِ الأَوْدِي

وَاْلبَيْــتُ لاَ يُبْتَنىَ إِلاَّ لَهُ عَمَــدٌ  #  وَلاَ عِمَادَ إِذاَ لَمْ تُرْسَ أَوْتَادٌ
فَإِنْ تَجَمَّـعَ أَوْتَـادٌ وَأَعْمِــدَةٌ       #  وَسَاكِنٌ بَلَغوُا الأَمْرَ الَّذِي كَادُوا
لاَيَصْلُحُ النَّـاسُ فَوْضَى لاَ سَرَاةَ لَهُمْ  #  وَلاَ سَرَاةَ إِذَا جُهَّالُهُمْ سَادُوا
تُهْدَى الأُمُوْرُ بِأَهْلِ الرَّأْيِ مَا صَلُحَتْ # فَإِنْ تَوَلَّوْا فَبِالأَشْرَارِ تُنْقُادُ

7    خطبة للرســول عليه الصلاة والســلام

أَيُّهَاالنَّــاسُ إِنَّ لَكُمْ مَعَالِمَ فَانْتَهَوْا إِلىَ مَعَالِمِكُمْ وَإِنَّ لَكُمْ نهِاَيَةً فَانْتَهَوْا إِلىَ نهِاَيَتَكُمْ,
 فَإِنَّ العَبْدَ بَيْنَ مخَاَفَتَيْنِ بَيْنَ عَاجِلٍ قَدْ مَضَى لاَ يَدْرِي مَااللهُ صَانِعٌ بِهِ
وَبَيْنَ آجِلٍ لاَيَدْرِي مَااللهُ قَاضٍ فِيْهِ فَلْيَأْخُذِ العَبْدُ مِنْ نَفْسِِهِ لِنَفْسِهِ
وَمِنْ دُنْياَهُ ِلآخِرَتِهِ وَمِنَ الشَّبِيْبَــةِ قَبْلَ الكِـبَرِ وَمِنَ الحَياَةِ قَبْلَ المَــوْتِ.
فَهُوَالَّذِي نَفْسُ محَُمَّدٍ بِيَدِهِ مَا بَعْدَ المَوْتِ مِنْ مُسْتَعْتَبٍ
وَلاَ بَعْدَ الدُّنْيَا مِنْ دَارٍ إِلاَّ الجَنَّةُ وَالنَّــارُ.

8    لِمَعْرُوْفٍ الرَصَــافِي    المتوفى  سنــة 1945 هـ
شَاعِـرٌ عِرَاقِيٌّ يُعَدُّ مِنْ فُحُوْلِ الشُّعَرَاءِ فيِ العَصْرِ الحَدِيْثِ

لاَ يَبْلُغُ المَـرْءُ مُنْتَهَــى أَرَبِهِ    #   إِلاَّ بِعِلْمٍ يجَِدُّ فِي طَلَبِهِ
فَأْوِ إِلىَ ظِلِّهِ تَعِشْ رَغَـــدًا    #   عَيْشًا أَمِيْنًا مِنْ سُوْءِ مُنْقَلَبِهِ
وَاتْعَـبْ لَهُ تَسْتَـرِحْ بِهِ أَبَدًا    #   فَرَاحَةُ المَرْءِ مِنْ جَنىَ تَعَبِهِ
وَإِنَّ لِلْعِلْمِ فيِ العُـلاَ فَلَـكاً    #   وَكُلُّ المَعَالِي تَدُوْرُ فِي قُطُبِهِ
وَاسْعَ إِلَيْهِ بِعَزْمِ ذِي جَلَــدٍ    #   مُصُمَّمِ الرَّأْيِ وَغَيْرُ مُضْطَرِبِهِ
وَابْذُلْ لَهُ مَا مَلَكَتْ مِنْ نَشَبٍ    #   فَالْعِلْمُ أَبْقَى لِلْمَرْءِ مِنْ نَسَبِهِ
وَاطْرَحِ المَجْــدَ غَيْرَ طَارَقِهِ    #   وَاجْتَنِبِ الفَخْرَ غَيْرُ مُكْتَسِبِهِ
مَاأَبْعَدَ الخَيْرَ عَنْ فَتىَ كَسَـلٍ    #   يَسْرَحُ فَي لَهْوِهِ وَفِي لَعْبِه

10    لِمَحْمُوْدٍ سَـامِي بَاشَا البَـارُوْدِي    المتوفى  سنة 322 هـ

وَالدَّهْرُ كاَلبَحْرِ لاَ يَنْفَكُّ ذَاكَدَرٍ       #  وَإِنَّمَا صَفْوُهُ بَيْنَ الـوَرَى لُمَعُ
لَوْكَانَ لِلْمَرْءِ فِكْـرٌ فِي عَوَاقِبِهِ       #  مَاشَانَ أَخْلاَقُةُ حِرْصٌ وَلاَ طَمَعُ
وَكَيْفَ يُدْرِكُ مَا فيِ الغَيْبِ مِنْ حَدَثٍ #  مَنْ لَمْ يَزَلْ بِغُرُوْرِالعَيْشِ يَنْخَدِعُ
دَهْرٌ يَغُرُّ وَآماَلٌ تَسُرُّ وَأَعْمَـالٌ       #  تَمُرُّ وَأَيَّــامٌ لهَاَ خُـــدَعٌ
يَسْعَـى الفَتىَ ِلأُمُوْرٍ قَدْ تَضُرُّبِهِ       #  وَلَيْسَ يَعْلَمُ مَايَأْتِي وَمَا يَـدَعُ
يَاأَيُّهَا النَّاسُ السَّادِرُ المُزْوَرُّ مِنْ صَلَفٍ  #  مَهْلاً فَإِنَّكَ ِلأَيَّامٍ مُنْخَــدِعٌ
دَعْ مَايُرِيْبُ وَخُذْ فِيْمَا خُلِقْتَ لَهُ       #  لَعَلَّ قَلْبَكَ ِلإِيْمَـــانِ يَنْتَفِعُ
إِنَّ الحَيَاةَ لَثَوْبٌ سَـوْفَ تَخْلَعُهُ       #  وَكُلُّ ثَوْبٍ إِذَا مَـارَثَ يَنْخَلِعُ

11    المُقْتَطَفَــــاتُ

اُطْلُبْ فِي الحَيَاةِ العِلْمَ وَالمَالَ تَحُزُّ الرِيَاسَةَ عَلىَ النَّاسِ
ِلأَنَّهُمْ بَيْنَ خَـاصٍّ وَعَـامٍ, الخَاصَّةُ تُفَضِّـلُكَ بِالْعِلْمِ وَالْعَـامَّةُ تُفَضِّلُكُ بِالمَــالِ.
مَنْ عَامِلَ النَّاسَ فَلَمْ يَظْلِمْهُمْ وَحَدَّثَهُمْ فَلَمْ يَكْذِبْهُمْ وَوَعَدَهُمْ فَلَمْ يَخْلِفْهُمْ فَهُوَ مِمَّنْ كَـمُلَتْ مُــرُوْءَتُهُ.
مَنْ لَمْ يَقُمْ ِلأَدَاءِ وَاجِبِهِ نَحْوَ وَطَنِهِ وَدِيْنِهِ حَذَرًا مِنَ التَّعَبِ أَوِ اْلمَوْتِ فَلَيْسَ بِأَهْلٍ
ِلأَنْ يَعِيْشَ ِلأَنَّ اْلمَوْتَ آتٍ لاَبُدَّ مِنْهُ وَلَكِنَّ النَّفْسَ الشَّرِيْفَةَ لاَ تَمُوْتُ.

12    مِنْ أَمْثَـــالِ الجَاهِلِيَّةِ النَظْـمِيَّةِ

تَمَتَّعْ مِنْ شَمِيْمِ عَرَارٍ نَجْــدٍ    #  فَمَا بَعْدَ العَشِيَّةِ مِنْ عَرَارٍ
لاَتَقْطَعَنْ ذَنَبَ الأَفْعَى وَتُرْسَلَهَا    #  إِنْ كُنْتَ شَهْمًا فَأَتْبِعْ رَأْسَهَا الذَّنَبَا
إِنيِّ وَقَتْلِي سُلَيْــكًا ثُمَّ أَعْقِلُهُ    #  كَالثَّوْرِ يَضْرِبُ لمِاَ عَفَتِ البَقَرُ
أَنْ تَرِدَ المَاءَ بِمَـــاءٍ أَوْفَقَ    #  لاَذَنْبَ لِي قَدْ قُلْتُ لِلْقَوْمِ اسْتَقُوْا

13    من شعرهــا حفني ناصف بك  المتوفى  سنة 1919 مـ

يُخَاطِبُ أَحَـدَ الرُّؤَسَــاءِ
أَحْيَيْتَ آمَالِي وَكُنْتُ أَمَتُّهَا      #      مِنْ طُوْلِ مَا لاَقِيْتُ مِنْ إِخْوَانِي
أُدْلِي بِإِخْلاَصِي أَدُوْدُ عَـنْ      #      أَعْرَاضِهِمْ بِجَوَارِحِيْ وَلِسَانِي
مَحَضْتُهُمْ وُدِّي فَلَمَّا أَيْسَرُوْا      #      كَانَتْ بِدَايَةُ أَمْرِهِمْ نِسْيَـانِي
حَسْبِي مِنَ الدُّنْيَا صَدِيقٌ ثَابِتٌ #      فَرْدٌ فَكُنْهُ وَلاَ احْتِيَاجَ لِثَـانِ

16    رِسَــالَةُ الشَّيْخِ الأُسْتَاذ مُحَمَّـد عَبْدُه     المتوفى  1423 هـ

تَنَاوَلْتُ كِتَابَكَ وَلَمْ يُذَكِّرْ مِنيِّ نَاسِيًا وَلَمْ يُنَبٍّهْ لِذِكْـرِكَ لاَهِيًا فَإِنيِّ مِنْ يَوْمٍ عَرَفْتُكَ
لَمْ يَغِبْ مِنيِّ مِثَالُكَ وَلاَتَزَالُ تَتَمَثَّلُ لِي خِلاَلُكَ وَلَوْ كَشَفَ لَكَ مِنْ نَفْسِكَ مَاكُشِفَ مِنْهَالِي لَفُتِنْتَ بِهَا
وَلَحُقَّ لَكَ أَنْ تَتِيْهَ عَلىَ النَّاسِ أَجْمَعِيْنَ وَلَكِنْ سَتَرَ اللهُ عَنْكَ مِنْهَا خَيْرَ مَاأُوْدِعَ لَكَ فِيْـهَا
لِتُزَيِّنَهَابِالتَّوَاضُعِ وَتُجَمِّلَهَا بِالوَدَاعَةِ وَلِتَسْعَى إِلىَ مَالَمْ يَبْلُغْهُ سَاعٍ فَتَكُوْنَ قُدْوَةً ِلإِخْوَانِكَ فِي عُلُوِّ الهِمَّةِ
وَبَذْلِ مَايَعِزُّ عَلىَ النَّفْسِ فِي نَفْعِ الأُمَّةِ,  زَادَكَ اللهُ مِنْ نِعَمِهِ وَأَوْسَعَ لَكَ مِنْ فَضْلِهِ وَكَـرِمِهِ وَمَتِّعْنِي بِصِدْقِ
وَلاَئِكَ وَجَعَلَكَ لِي عَوْنـاً عَلىَ الحَقِّ الَّذِي أَدْعُو إِلَيْهِ وَلاَ أَحْيَا إِلاَّ بِهِ وِلَهُ,  وَالسَّـــلاَمُ.

17    لإبراهيم عبـد الفتاح طوفــان      المتوفى   سنة 1941 مـ

كَفْكِفْ دَمُوْعَكَ لَيْسَ يَنْفَعُكَ البُكَاءُ وَلاَالعَوِيْلُ #وَانْهَضْ وَلاَ تَشْكُ الزَّمَانَ فَمَا شَكَا إِلاَّ الكَسُوْلُ.
وَاسْلُكْ بِهِمَّتِكَ السَبِيْلَ وَلاَتَقُلْ كَيْفَ السَبِيْـلُ #مَاضَلَّ ذُوْأَمَلٍ سَعَى يَوْمًا وَحِكْمَتُهُ الدَلِيْلُ
كَلاَّ وَلاَ خَابَ امْرُؤٌ يَوْمًـا وَمَقْصَدُهُ نَبِيْــلٌ #أَفْنَيْتَ يَامِسْكِيْنُ عُمْرَكَ بِالتَّأَوُّهِ وَالحَزَنِ
وَقَعَدْتَ مَكْتُوْفَ اليَدَيْنِ تَقُوْلُ حَارَبَنِي الزَّمَـنُ #مَالَمْ تَقُمْ بِالعِبْءِ أَنْتَ فَمَنْ يَقُوْمُ بِهِ إِذَ نْ
أَضْحَى التَّشَاؤُمُ مِنْ حَدِيْثِكَ بَالغَرِيْزَةِ وَالسَّلِيْقَةِ #مِثْلُ الغُرَابِ نَعىَ الدِّيَارَ وَاسْمَعِ الدُّنْيَا نَعِيْقَهُ
أَمَـلٌ يَلُوْحُ بَرِيقُهُ فَاسْتَهْـدِ يَاهَذَا بَرِيْقَــهُ #مَاضَاقَ عَيْشُكَ لَوْسَعَيَتَ لَهُ وَلَمْ تَتَشَكَّ ضِيْقَهُ

18    خطبة أكثم ين صيـفي بين يدي كســرى

إِنَّ أَفْضَلَ الأَشْيَاءِ أَعَالِيْهَا وَأَعْلىَ الرِّجَالِ مُلُوْكُهُمْ وَأَفْضَلَ المُلُوْكِ أَعَمُّهَا نَفْعًا
وَخَيْرُ الأَزْمِنَةِ أَخْصَبُهَا وَأَفْضَلُ الخُطَبَاءِ أَصْدَقُهَا
,  الصِّدْقُ مَنْجَـاةٌ وَالْكَذِبُ مَهْوَاةٌ وَالشَّرُّ لَجَّجَــاةٌ.
 الحَزْمُ مُرَكَّبٌ صَعْبٌ وَالْعَجْزُ مُرَكَّبٌ وَطِئٌ, آفَةُ الرَّأْيِ الهَوَى,  العَجْزُ مِفْتَاحُ الفَقْرِ وَخَيْرُ الأُمُوْرِ الصَّبْرُ, 
إِصْلاَحُ فَسَــادِ الرَعِيَّةِ خَيْرٌ مِنْ إِصْلاَحِ فَسَـادِ الرَّاعِي,  شَرُّ البِلاَدِ بِلاَدٌ لاَ أَمِيْرَ لَــهَا,
  شَرُّ المُلُوْكِ مَنْ خَافَهُ البَرِئ, أَفْضَلُ الأَوْلاَدِ البَرَرَةُ وَخَيْرُ الأَعْوَانِ مَنْ لَمْ يُرَاءِ بِالنَّصِيْحَةِ
, يَكْفِيْكَ مِنَ الزَّادِ مَابَلَغَكَ المَحَلُّ, حَسْبُكَ مِنَ الشَّرِّ سمَاَعُهُ, مَنْ شَدَّدَ نَفَّرَ وَمَنْ تَرَاخَى تَأَلَّفَ.

19    التحذير من هــوى النفس

مَحَضْتَنِي النُصْحَ لَكِنْ لَسْتُ أَسْمَعُهُ    # إِنَّ المُحِبَّ عَنِ العُذَّالِ فيِ صَمَمٍ
إِنيِّ اِتَّهَمْتُ نَصِيْحَ الشَيْبِ فيِ عُذَلٍ    # وَالشَّيْبُ أَبْعَدُ فِي نُصْحٍ عَنِ التُّهَمِ
فَإِنَّ أَمَّارَتِي باِلسُّــوْءِ مَااتَّعَظَتْ    # مِنْ جَهْلِهَا بِنَذِيْرِ الشَّيْبِ وَالهَرَمِ
وَلاَ أَعَدَّتْ مِنَ الفِعْلِ الجَمِيْلِ قِرَى    # ضَيْفٍ أَلَمَّ بِرَأْسِي غَيْرَ مُخْتَشِمٍ
لَـوْ كُنْتُ أَعْلَمُ أَنيِّ مَــاأُوَقِّرُهُ    # كَتَمْتُ سِرًّا بِدَا لِي مِنْهُ بِالكَتَمِ
مَنْ لِي بِرَدِّ جِمَاحٍ مِنْ غَوَايَتِهـَا    # كَمَا يُرَدُّ جِمَاحُ الخَيْلِ بِاللُّجَمِ
فَلاَ تَرُمْ بِالمَعَاصِي كَسْرَ شَهْوَتِهـَا    # إِنَّ الطَّعَامَ يُقَوِّي شَهْوَةَ النَّهِمِ
النَّفْسُ كاَلطِّفْلِ إِنْ تهُمِلْهُ شَبَّ عَلىَ # حُبِّ الرَّضَاعِ وَإِنْ تَفْطِمْهُ يَنْفَطِمُ
فَاصْرِفْ هَـوَاهَا وَحاَذِرْ أَنْ تُوَلِّيَهُ    # إِنَّ الهَوَى مَا تَوَليَّ يُصْمِ أَوْ يَصِمِ
وَرَاعِهَـا وَهِيَ فيِ الأَعْمَالِ سَائِمَةٌ    # وَإِنْ هِيَ اسْتَحْلَتِ المَرْعَى فَلاَ تَسِمِ
كَمْ حَسَّنَتْ لَذَّةً لِلْمَرْءِ قَاتِــلَةً     # مِنْ حَيْثُ لَمْ يَدْرِ أَنَّ السًُّمَّ فيِ الدَّسَمِ
وَاخْشَ الدَّسَائِسِ مِنْ جُوْعٍ وَمِنْ شِبَعٍ # فَرُبَّ مَخْمَصَةٍ شَرٌّ مِنَ التُّخَمِ
وَاسْتَفْرِغِ الدَّمْعَ مِنْ عَيْنٍ قَدِ امْتَلأَتْ # مِنَ المَحَارِمِ وَالْزَمْ حِمْيَةَ النِّدَمِ
وَخَالِفِ النَّفْسَ وَالشَّيْطَانَ وَاعْصِهِمَا # وَإِنْ هُمَا مَحَضَاكَ النُّصْحَ فَاتَّهِمْ
وَلاَ تُطِعْ مِنْهَا خَصْمًا وَلاَ حَكمَاً    # وَأْنَت تَعْرِفُ كَيْدَ الخَصْمِ واَلْحَكَمِ
أَسْتَغْفِرُ اللهَ مِنْ قَوْلٍ بِلاَ عَمَــلٍ    # لَقَدْ نَسَبْتُ بِهِ َنسْلاً لِذِي عُقَمْ
أَمَرْتُكَ الخَيْرَ لَكِـنْ مَائْتَمَرْتُ بِهِ    # وَمَااسْتَقَمْتُ فَمَاقَوْليِ لَكَ اِسْتَقِمْ
وَلاَ تَزَوَّدْتُ قَبْلَ المـَوْتِ نَافِلَةً    # وَلَمْ أُصَلِّ سِوَى فَرْضٍ وَلَمْ أَصُمْ


»»  baca lanjutannya sob .. ..

MAHFUDZOT IV KMI [Darussalam Gontor]

1 قَالَ الإِمَامُ الشَافِعِيُّ المُتَوَفَّى سنة 204 هـ
فيِ مَدْحِ السَفَرِ

مِنْ  رَاحَةٍ  فَدَعِ  الأَوْطَانَ وَاغْتَرِبِ    #    مَا فيِ المُقَامِ لِذِيْ عَقْلٍ  وَذِيْ  أَدَبٍ
وَانْصَبْ فَإِنَّ لَذِيْذَ العَيْشِ فيِ النَصَبِ     #    سَافِرْ  تَجِدْ  عِوَضًا  عَمَّنْ   تُفَارِقُهُ
إِنْ سَالَ طَابَ وَإِنْ لَمْ يَجْرِ لَمْ يَطِبِ     #    إِنِّيْ  رَأَيْتُ   وُقُوْفَ   المَاءِ  يُفْسِدُهُ
وَالسَهْمُ لَوْلاَ فِرَاقُ القَوْسِ لَمْ يُصِبِ    #    وَالأُسْدُ لَوْلاَ فِرَاقُ الغَابِ مَاافْتَرَسَتْ
لَمَلَّهَا  النَاسُ مِنْ عُجْمٍ وَمِنْ عَرَبِ    #    وَالشَمْسُ لَوْ وَقَفَتْ فيِ الفُلْكِ دَايِمَةً
وَالعُوْدُ فِي  أَرْضِهِ نَوْعٌ مِنَ الحَطَب ِ    #    وَالتِبْرُ  كَالتُرْبِ  مُلْقًى  فيِ  أَمَاكِنِهِ

قال الإمام علي بين أبي طالب المتوفّى سنة 40 هـ    2

وَبِرِّ ذَوِيْ القُرْبَــى وَبِرِّ الأَبَاعِدِ     #    عَلَيْكَ  بِبِرِّ  الوَالِدَيْـــنِ  كِلَيْهِمَا
عَفِيْفًا  ذَكِيًّــا  مُنْجِزًا  لِلْمَوَاعِدِ    #    وَلاَتَصْحَبَنَّ إِلاَّ تَقِـــيًّا  مُهَذَّبًا
يَصُنْكَ مَدَى الأَيَّامِ مِنْ شَرِّ حَاسِدِ    #    وَكُنْ وَاثِقًا بِاللهِ فـيِ كُلِّ حَادِثٍ
وَلاَ تَكُ بِالنَعْمَــاءِ عَنْهُ بِجَاحِدِ    #    وَبِاللهِ فَاسْتَعْصِــمْ وَلاَتَرْجُ غَيْرَهُ
أَذَى الجَارِ وَاسْتَمْسِكْ بِحَبْلِ المَحَامِدِ    #    وَغُضَّ عَنِ المَكْرُوْهِ طَرْفَكَ وَاجْتَنِبْ

لِلإِمَامِ الشَافِعِي المُتَوَفَّى سنة 204 هـ
فيِ الحِكَمِ    3

وَطِبْ نَفْسًا إِذَا حَكَمَ القَضَاءُ    #    دَعِ الأَيَّامَ تَفْعَلُ مَا تَشَـاءُ
فَمَا لِحَوَادِثِ الدُنْيَا بَقَــاءُ    #    وَلاَ تَجْزَعْ لِحَـادِثَةِ اللَّيَاليِ
وَشِيْمَتُكَ السَمَاحَةُ وَالسَخَاءُ    #    وَكُنْ رَجُلاً عَلَى الأَهْوَالِ جَلْدًا
وَلاَ عُسْرٌ عَلَيْكَ وَلاَ رَخَـاءُ    #    وَ لاَ حُزْنٌ  يَدُوْمُ  وَلاَ  سُرُوْرُ
فَأَنْتَ وَمَالِكُ  الدُنْيَـا سَوَاءُ    #    إِذَا مَا كُنْتَ ذَا قَلْبٍ قَقُـوْعٍ
فَلاَ أَرْضٌ تَقِيْهِ وَلاَ سَمَـاءُ    #    وَمَنْ نَزَلَتْ بِسَـاحَتِهِ المَنَايَا

قال السيّد أحمد الهاشمي    4

وَلاَزِمِ الخَيْرَ فيِ حَلٍّ  وَمُرْتَحَلِ    #    عَلَيْكَ بِالصَبْرِ وَالإِخْلاَصِ فيِ العَمَلِ
لاَبُدَّ يُجْزَاهُ فيِ  سَهْلٍ وَفيِ جَبَلِ    #    وَ جَانِبِ الشَرَّ وَ اعْلَمْ  أَنَّ صَاحِبَهُ
فَفِيْهِ قَرْعٌ لِبَابِ  النُجْحِ وَالأَمَلِ    #    وَاصْبِرْ عَلىَ مَضَضِ الأَيَّامِ مُحْتَمِلاً
فَالعِزُّ عِنْدَ  رَسِيْمِ  الأَيْنُقِ الذُلَلِ    #    لاَ تَطْلُبِ العِزَّ فِـي دَارٍ وُلِدْتَ بِهاَ
إِذْ لاَتُنَالُ  المَعَاليِ  قَطٌّ  بِالكَسَلِ     #    شَمِّرْ  وَ جِدَّ  ِلأَمْرِ  أَنْتَ  طَـالِبُهُ
تَقُوْلُ فَالشَرُّ كُلَّ الشَرِّ فيِ الجَدَلِ    #    وَ لاَ تُجَادِلْ جَهُوْلاً لَيْسَ يَفْهَمُ مَا

لِزُهَيْرِ بْنِ أَبِي سُلْمَى المُتَوَفَّى قُبَيْلَ البِعْثَةِ       5

عَلَـى قَوْمِهِ يُسْتَغْنَ عَنْهُ وَيُذْمَمِ     #    وَ مَنْ يَكُ ذَا فَضْلٍ  فَيَبْخَلْ  بِفَضْلِهِ
وَ إِنْ يَرْقَ أَسْبَابَ السَمَاءِ بِسُلَّمِ      #    وَ مَنْ هَابَ أَسْبَـابَ  المَنَايَا  يَنَلْنَهُ
وَإِنْ خَالَهَا تَخْفَى عَلَى النَاسِ تُعْلَمِ    #    وَمَهْمَا تَكُنْ عِنْدَ امْرِئٍ مِنْ خَلِيْقَةٍ
زِيَــادَتُهُ أَوْ نَقْصُهُ فيِ التَكَلُّمِ       #    وَكَائِنْ تَرَى مِنْ صَامِتٍ لَكَ مُعْجِبٍ
فَلَمْ يَبْقَ إِلاَّ صُوْرَةُ  اللَّحْمِ وَالدَمِ     #    لِسَـانُ الفَتَى نِصْفٌ وَنِصْفٌ فُؤَادُهُ

لِلإِمَامِ الشَافِعِي المُتَوَفَّى سنة 204 هـ
 فيِ عِزَّةِ النَفْسِ     6

كَمَا أَنَّ عَيْنَ السُخْطِ تُبْدِي المَسَاوِيَا    #    وَعَيْنُ الرِضَا عَنْ كُلِّ عَيْبٍ كَلِيْلَةٌ
وَلَسْتُ أَرَى لِلْمَرْءِ مَا لاَ يَرَى لِيَـا    #    وَلَسْتُ بِهَيَّـابٍ لِمَنْ لاَ يَهَابُنِي
وَإِنْ تَنْأَ عَنِّيْ تَلْقَنِيْ عَنْكَ نَائِيَــا    #    فَإِنْ تَدْنُ مِنِّيْ  تَدْنُ  مِنْكَ مَوَدَّتِي
وَ نَحْنُ إِذَا مِتْنَا أَشَدُّ تَغَانِيَـــا    #    كِلاَنَا غَنِيٌّ عَنْ أَخِيْهِ حَيَــاتَهُ

قَالَ أَبُوْ مُسْلِمِ الخُرَّاسَانِ المتوفّى سنة 755 مـ    7

عَنْهُ مُلُوْكُ بَنِيْ مَرْوَانَ إِذْ حَشَدُوْا    #    أَدْرَكْتُ بِالحَزْمِ وَالكِتْمَانِ مَا عَجَزَتْ
وَالقَوْمُ فيِ غَفْلَةٍ بِالشَامِ قَدْ رَقَدُوْا    #    مَا زِلْتُ أَسْعَى بِجُهْدِيْ فيِ دِمَارِهِمْ
مِنْ نَوْمَةٍ لَمْ يَنَمْهَـا قَبْلَهُمْ أَحَدُ    #    حَتَّـى ضَرَبْتُهُمْ بِالسَيْفِ فَانْتَبَهُوْا
وَنَامَ عَنْهَا تَوَلَّـى رَعْيَهَا الأَسَدُ    #    وَمَنْ رَعَـى غَنَمًا فيِ أَرْضٍ مَسْبَعَةِ

قال صَلاَحُ الدِيْنِ الصَفَدِي المُتَوَفَّى سنة 764 هـ    8

فَانْصَبْ تُصِبْ عَنْ قَرِيْبٍ غَايَةَ الأَمَلِ    #    الجَدُّ بِالجِدِّ وَالحِرْمَــانُ بِالكَسَلِ
صَبْرَ الحُسَـامِ بِكَفِّ الدَارِعِ البَطَلِ    #    وَاصْبِرْ عَلَى كُلِّ مَا يَأْتِي الزَمَانُ بِهِ
فَكُنْ كَأَنَّكَ لَـمْ تَسْمَعْ وَلَمْ يَقُلِ     #    وَإِنْ  بُلِيْتَ  بِشَخْصٍ  لاَخَلاَقَ  لَهُ
مِنْهُ إِلَيْــكَ فَإِنَّ السُمَّ فيِ الدَسَمِ    #    وَلاَيَغُرَّنَّكَ مَنْ تَبْدُوْ بَشَــاشَتُهُ
فَاكْتُمْ أُمُوْرَكَ عَنْ حَـافٍ وَمُنْتَعِلِ    #    وَإِنْ أَرَدْتَ نَجَـاحًا أَوْ بُلُوْغَ مُنًى

قال الشيخ عَبْدُ اللهِ فِكْرِيْ بَاشَا المتوفّى سنة 1207 هـ     9

وَقُمْ لِلْمَعَالِي وَالعَوَالِـي وَشَمِّرِ    #    إِذَا نَامَ غِرٌّ فِـي دُجَى اللَّيْلِ فَاسْهَرْ
عَلَيْهِ فَإِنْ لَـمْ تُبْصِرِ النُجْحَ فَاصْبِرِ    #    وَسَارِعْ إِلىَ مَا رُمْتَ مَا دُمْتَ قَادِرًا
تَجِدْ مَـادِحًا أَوْ تُخْطِئِ  الرَأْيَ تُعْذَرِ    #    وَأَكْثِرْ مِنَ الشُوْرَى فَإِنَّكَ إِنْ تُصِبْ
تُصَدَّقْ وَلاَتَرْكَنْ إِلـىَ قَوْلِ مُفْتَرِ    #    وَعَوِّدْ مَقَالَ الصِدْقِ نَفْسَكَ وَارْضَهُ
فَلَسْتَ عَلَـى هذَا الوَرَى بِمُسَيْطِرِ    #    وَلاَتَقْفُ زَلاَّتِ العِبَــادِ تَعُدُّهَا


خُطْبَةُ قُسٍّ بْنِ سَاعَدَةَ الأَيَادِيِّ المتوفّى قبيل البعثة 
في سوق عكاظ    10

أَيُّهَا النَاسُ اسْمَعُوْا وَعُوْا مَنْ عَاشَ مَاتَ وَمَنْ مَاتَ فَاتَ وَكُلُّ مَا هُوَ آتٍ آتٍ لَيْلٌ دَاجٍ
 وَنَهَارٌ سَاجٍ وَسَمَاءُ ذَاتُ أَبْرَاجٍ وَنُجُوْمٌ تَزْهَرُ وَبِحَارٌ تَزْخَرُ وَجِبَالٌ مُرْسَاةٌ
وَأَرْضٌ مُدْحَاةٌ وَأَنْهَارٌ مُجْرَاةٌ وَإِنَّ فيِ السَمَاءِ لَخِبَرًا وَإِنَّ فيِ الأَرْضِ لَعِبَرًا،
 مَا بَالُ النَاسِ يَذْهَبُوْنَ وَلاَيَرْجِعُوْنَ أَرَضُوْا فَأَقَامُوْا؟ أَمْ تُرِكُوْا فَنَامُوْا؟
 يُقْسِمُ قُسٌّ بِاللهِ قَسَمًا لاَ إِثْمَ فِيْهِ إِنَّ لِلهِ دِيْنًا هُوَ أَرْضَى لَكُمْ وَأَفْضَلُ مِنْ دِيْنِكُمْ
الذِيْ أَنْتُمْ عَلَيْهِ إِنَّكُمْ لَتَأْتُوْنَ مِنَ الأَمْرِ مُنْكَرًا. وَيُرْوَى أَنَّ قُسًّا بَعْدَ ذلِكَ يَقُوْلُ:
مِنَ القُرُوْنِ لَنَــا بَصَائِرْ    #    فيِ الذَاهِبِيْـــنَ الأَوَّلِيْنَ
لِلْمَوْتِ لَيْسَ لَهَا مَصَادِرْ    #    لَمَّـــا رَأَيْتُ مَوَارِدًا
يَمْضِي الأَكَابِرَ وَالأَصَاغِرْ    #    وَ رَأَيْتُ قَوْمِي نَحْوَهَا
وَلاَ مِنَ البَــاقِيْنَ غَابِرْ    #    لاَيَرْجِعُ المَاضِي إِلَيَّ مَ
لَةَ حَيْثُ صَارَ القَوْمُ صَائِرْ    #    أَيْقَنْتُ أَنِّي لاَمُحَــا

لِصَالِحِ بْنِ عَبْدِ القُدُّوْسِ المتوفّى سنة 855 هـ
في مُعَامَلَةِ العَدُوِّ    11

مِنْهُ  زَمَانَكَ  خَائِفًا  تَتَرَقَّبُ    #    وَابْدَأْ عَدُوَّكَ بِالتَحِيَّةِ وَلْتَكُنْ
فَاللَيْثُ يَبْدُوْ نَابُهُ إِذْ يَغْضَبُ    #    وَاحْذَرْهُ إِنْ  لاَقَيْتَهُ  مُتَبَسِّمًا
فَالحِقْدُ بَاقٍ فيِ الصُدُوْرِ مُغَيَّبُ    #    إِنَّ العَدُوَّ وَ إِنْ تَقَادَمَ عَهْدُهُ
فَهُوَ  العَدُوُّ  وَ حَقُّهُ  يُتَجَنَّبُ    #    وَإِذَا الصَدِيْقُ  لَقِيْتَهُ  مُتَمَلِّقًا
حُلْوِ  اللِسَانِ  وَ قَلْبُهُ  يَتَلَهَّبُ    #    لاَخَيْرَ فيِ وُدِّ  امْرِئٍ  مُتَمَلِّقٍ
وَإِذَا تَوَارَى عَنْكَ فَهُوَ العَقْرَبُ    #    يَلْقَاكَ يَحْلِفُ أَنَّهُ بِكَ وَاثِقٌ

لِلإِمَامِ الشَافِعِي المُتَوَفَّى سنة 204 هـ
في المعاشرة    12


فَدَعْهُ وَلاَتُكْثِرْ عَلَيْهِ تَأَسُّفَــا    #    إِذَا المَرْءُ لاَيَرْعَـاكَ إِلاَّ تَكَلُّفًا
وَفيِ القَلْبِ صَبْرٌ لِلْحَبِيْبِ وَلَوْ جَفَا    #    فَفِي النَاسِ أَبْدَالٌ وَفيِ التَرْكِ رَاحَةٌ
وَلاَكُلُّ مَنْ صَافَيْتَهُ لَكَ قَدْ صَفَا    #    فَمَـا كُلُّ مَنْ تَهْوَاهُ يَهْوَاكَ قَلْبُهُ
فَلاَ خَيْرَ فيِ وُدٍّ يَجِيْءُ تَكَلُّفَــا    #    إِذَا لَمْ  يَكُنْ  صَفْوُ  الوِدَادِ  طَبِيْعَةً
وَيَلْقَاكَ مِنْ بَعْدِ المَوَدَّةِ بِالجَفَــا    #    وَلاَ خَيْرَ فـيِ خِلٍّ يَخُوْنُ خَلِيْلَهُ
وَيُظْهِرُ سِرًّا كَانَ بِالأَمْسِ فيِ خَفَـا    #    وَيُنْكِرُ عَهْدًا قَدْ تَقَـادَمَ عَهْدُهُ 
صَدِيْقٌ صَدُوْقٌ صَادِقُ الوَعْدِ مُنْصِفَا    #    سَلاَمٌ عَلَى الدُّنْيَا إِذَا لَمْ يَكُنْ بِهَا
»»  baca lanjutannya sob .. ..

MAHFUDZOT III KMI [Darussalam Gontor]


1- أَوْصَى عَلِيُّ بْنُ أَبِى طَالِبٍ اِبْنَهُ  حَسَنَ

يَا بُنَيَّ: احْفَظْ عَنِّي أَرْبَعًا وَأَرْبَعًا لاَيَضُرُّكَ مَا عَمِلْتَ مَعَهُنَّ:
أَغْنَى الغِنَى العَقْلُ، وَأَكْبَرُ الفَقْرِ الحُمْقُ وَأَوْحَشُ الوَحْشَةِ العُجْبُ،
وَأَكْبَرُ الحَسَبِ حُسْنُ الخُلُقِ
يَا بُنَيَّ: إِيَّاكَ وَمُصَادَقَةَ الأَحْمَقِ، فَإِنَّهُ يُرِيْدُ أَنْ يَنْفَعَكَ فَيَضُرَّكَ
. وَإِيَّاكَ وَمُصَادَقَةَ البَخِيْلِ، فَإِنَّهُ يَبْعُدُ عَنْكَ أَحْوَجَ مَا تَكُوْنُ إِلَيْهِ.
 وَإِيَّاكَ وَمُصَادَقَةَ الفَاجِرِ، فَإِنَّهُ يَبِيْعُكَ بِالتَافِهِ.
وَإِيَّاكَ وَمُصَادَقَةَ الكَذَّابِ، فَإِنَّهُ كَالسَرَابِ يُقَرِّبُ عَلَيْكَ البَعِيْدَ ويُبْعِدُ عَنْكَ القَرِيْبَ.

2- لأَبىِ العَتَاهِيَةَ التوفّى سنة 211هـ

وَزِيْنَةُ المَرْءِ تَمَامُ الأَدَبِ     #    لِكُلِّ شَيْءٍ زِيْنَةٌ فيِ الوَرَى
فِيْنَا وَإِنْ كَانَ وَضِيْعَ النَسَبِ     #    قَدْ يَشْرَفُ المَرْءُ بِآدَابِهِ
فَإِنَّمَا فَخْرُنَا بِالعِلْمِ وَالأَدَبِ    #    مَنْ كَانَ مُفْتَخِرًا بِالماَلِ وَالنَسَبِ
فَإِنَّ فَقْدَ الحَيَاةِ أَجْمَلُ بِهِ     #    هُمَا حَيَاةُ الفَتَى فَإِنْ عَدُمَا
إِنْ رُمْتَ تَعْرِفَهُ فَانْظُرْ إِلىَ الأَدَبِ    #    لاَتَنْظُرَنَّ ِلأَثْوَابٍ عَلَى أَحَدٍ

3- لمحمود سامى باشا فى انتهاز الفرصة

فَبُلُوْغُ العِزِّ فِي نَيْلِ الفُرَصْ    #    بَادِرِ الفُرْصَةَ وَاحْذَرْ فَوْتَهَا
فَهُوَ إِنْ زَادَ مَعَ الشَيْبِ نَقَصْ    #    وَاغْتَنِمْ عُمْرَكَ إِبَّانَ الصِبَا
بَادَرَ الصَيْدَ مَعَ الفَجْرِ قَنَصْ    #    وَابْتَدِرْ مَسْعَاكَ وَاعْلَمْ أَنَّ مَنْ
عَنْ حِمَاهُ مِثْلُ طَيْرٍ فيِ قَفَصْ    #    إِنَّ ذَا الحَاجَةِ إِنْ لَمْ يَغْتَرِبْ

4- للطغرائى المتوفّى سنة 511

مَا كَانَ يَبْقَى فيِ البَرِّيَّةِ جَاهِلُ    #    لَوْ كَانَ نُوْرُ العِلْمِ يُدْرَكُ بِالمُنَى
فَنَدَامَةُ العُقْبَى لِمَنْ يَتَكَاسَلُ    #    اجْهَدْ وَلاَ تَكْسَلْ وَلاَ تَكُ غَافِلاً


5- لِبَشَارِ بْنِ بُرْدٍ فىِ المُعَاشَرَةِ

صَدِيْقَكَ لَمْ تَلْقَ الذِيْ لاَ تُعَاتِبُهُ     #    إِذَا كُنْتَ فيِ كُلِّ الأُمُوْرِ مُعَاتَبًا
مُقَارِفُ ذَنْبٍ مَرَّةً وَمُجَانِبُه ُ    #    فَعِشْ وَاحِدًا أَوْ صِلْ أَخَاكَ فَإِنََّهُ
ظَمِئْتَ وَأَيُّ النَاسِ تَصْفُوْ مَشَارِبُه ُ    #    وَإِنْ أَنْتَ لَمْ تَشْرَبْ مِرَارًا عَلَى القَذَى
كَفَى المَرْءُ نُبْلًا أَنْ تُعَدَّ مَعَايِبُهُ     #    وَمَنْ ذَا الذِيْ تُرْضَى سَجَايَاهُ كُلُّهَا

6- للشريف العباسي المتوفّى سنة 504هـ

مِنْ صَاحِبٍ يَحْمِلُ مَا أَثْقَلَهُ    #    وَكُلُّ إِنْسَانٍ فَلاَ بُدَّ لَهُ
وَاليَدُ بِالسَاعِدِ وَالبَنَانِ    #    فَإِنَّمَا الرِجَالُ بِالإِخْوَانِ
وَقَالَ كُلُّ فِعْلِهِ بِالحِكْمَةِ    #    مَنْ عَرَفَ اللهَ أَزَالَ التُهْمَةَ

7- لإبن دريد الأزدى

وَوَاحِدٌ كَالأَلْفِ إِنْ أَمْرٌ عَنَى    #    وَالنَاسُ أَلْفٌ مِنْهُمْ كَوَاحِدٍ
عَلَى هَوَاهُ عَقْلُهُ فَقَدْ نَجَا    #    وَآفَةُ العَقْلِ الهَوَى فَمَنْ عَلاَ
أَمْنَعُ مَا لاَذَ بِهِ أُولُوْا الحِجَا    #    عَوِّلْ عَلَى الصَبْرِ الجَمِيْلِ فَإِنَّهُ
بَلْ فَاعْجَبَنْ مِنْ سَالِمٍ كَيْفَ نَجَا    #    لاَتَعْجَبَنْ مِنْ هالِكٍ كَيْفَ هَوَى
فَكُنْ حَدِيْثًا حَسَنًا لِمَنْ وَعَى    #    وَإِنَّمَا المَرْءُ حَدِيْثٌ بَعْدَهُ

8- لِلْمُتَنَبِّى المتوفّى سنة 254 هـ

فَلاَ تَقْنَعْ بِمَا دُوْنَ النُجُوْمِ     #    إِذَا غَامَرْتَ فيِ شَرَفٍ مَرُوْمٍ
كَطَعْمِ المَوْتِ فيِ أَمْرٍ عَظِيْمِ     #    فَطَعْمُ المَوْتِ فيِ أَمْرٍ حَقِيْرٍ
وَتِلْكَ خَدِيْعَةُ الطَبْعِ اللَّئِيْمِ     #    يَرَى الجُبَنَاءُ أَنَّ العَجْزَ عَقْلٌ
وَلاَ مِثْلَ الشَجَاعَةِ فيِ الحَكِيْمِ    #    وَكُلُّ شَجَاعَةٍ فيِ المَرْءِ تُغْنِى
وَآفَتُهُ مِنَ الفَهْمِ السَقِيْمِ    #    وَكَمْ مِنْ عَائِبٍ قَوْلاً صَحِيْحًا

9- لحسام الدين الواعظي المتوفّى سنة 99 هـ

مَا خَابَ قَطُّ لَبِيْبٍ جَالَسَ العُلَمَاءَ    #    تَعَلَّمِ العِلْمَ وَاجْلِسْ فيِ مَجَالِسِهِ
وَلاَ تَكُنْ نَكِدًا تَسْتَوْجِبُ النُقَمَا    #    وَالوَالِدَيْنِ فَأَكْرِمْ تَنْجُ مِنْ ضَرَرٍ
وَأَكْرِمْ الجَارَ لاَتَهْتِكْ لَهُ حُرُمَا    #    وَلاَزِمِ ا لصُمْتَ لاَتَنْطِقْ بِفَاحِشَةٍ
كَمْ مِنْ صَدِيْقَيْنِ بَعْدَ المَزْحِ فَاخْتَصَمَا    #    وَاحْذَرْ مِنَ المَزْحِ كَمْ فيِ المَزْحِ مِنْ خَطَرْ

10- لأبي تمام المتوفّى سنة: 231 هـ

فَأَنْتَ وَمَنْ تُجَارِيْهِ سَوَاءُ    #    إِذَا جَارَيْتَ فيِ خُلُقٍ دَنِيْئًا
لَهَا مِنْ بَعْدِ شِدَّتِهَا رَخَاءُ    #    وَمَا مِنْ شِدَّةٍ إِلاَّ سَيَأْتيِ
وَيَبْقَى العُوْدُ مَا بَقِيَ اللِّحَاءُ     #    يَعِيْشُ المَرْأُ مَا اسْتَحْيَا بِخَيْرٍ
وَلاَ الدُنْيَا إِذَا ذَهَبَ الحَيَاءُ     #    فَلاَ وَاللهِ مَا فيِ العَيْشِ خَيْرُ
وَلَمْ تَسْتَحْيِ فَاصْنَعْ مَا تَشَاءُ     #    إِذَا لَمْ تَخْشَ عَاقِبَةَ اللَّيَاليِ

11- للشريف العباسي المتوفّى سنة 504هـ

وَمُقْتَضَى المَوَدَّةِ المُعَاضَدَةُ    #    وَمُوْجِبُ الصَدَاقَةِ المُسَاعَدَةُ
فَلاَ تُقَصِّرْ وَاحْتَرِسْ أَنْ تُهْلِكَا    #    وَإِنْ رَأَيْتَ النَصْرَ قَدْ لاَحَ لَكَا
تَصِيْرُ إِنْ لَمْ تَنْتَهِزْهَا غُصَّةً    #    وَانْتَهِزِ الفُرْصَةَ إِنَّ الفُرْصَةَ
فَرُبَّمَا أَسَالَتِ الدَمَ الإِبَرُ    #    لاَ تَحْتَقِرْ شَيْئًا صَغِيْرًا مُحْتَقَرًا
لَيْسَ لِمُلْكٍ مَعَهُ بَقَاءُ    #    البَغْيُ دَاءٌ مَا لَهُ دَوَاءٌ
شَرُّ الوَرَىْ مَنْ لَيْسَ يَرْعَى عَهْدًا    #    وَالغَدْرُ بِالعَهْدِ قَبِيْحٌ جِدًّا

12- الأبيات المختارة

وَيَأْتِيْكَ بِالأَخْبَارِ مَا لَمْ تُزَوِّدِ    #    سَتُبْدِيْ لَكَ الأَيَّامُ مَا كُنْتَ جَاهِلاً
فَإِنَّ القَرِيْنَ بِالمُقَارِنِ مُقْتَدِي     #    عَنِ المَرْءِ لاَ تَسْأَلْ وَأَبْصِرْ قَرِيْنَهُ
فَكُلُّ رِدَاءٍ يَرْتَدِيْهِ جَمِيْلُ     #    إِذَا المَرْءُ لَمْ يَدْنَسْ مِنَ اللُؤْمِ عِرْضُهُ
لاَيَذْهَبُ العُرْفُ بَيْنَ اللهِ وَالنَاسِ    #    مَنْ يَفْعَلِ الخَيْرَ لاَيَعْدَمْ جَوَازِيَهُ
وَزَارِعُ الشَرِّ مَنْكُوْسٌ عَلَى الرَأْسِ    #    مَنْ يَزْرَعِ الخَيْرَ يَحْصُدُ مَا يُسْتَرُ بِهِ

13- لِصَالِحِ ابْنِ عَْدِ القُدُّوْسِ المُتَوَفَّى سنة 167

فَالْمَرْءُ يَسْلَمُ بِاللِّسَانِ وَيَعْطَبُ     #    وَاحْفَظْ لِسَانَكَ وَاحْتَرْزِ مِنْ لَفْظِهِ
ثَرْثَارَةً فيِ كُلِّ نَادٍ تَخْطُب ُ    #    وَزِنِ الكَلاَمَ إِذَا نَطَقْتَ وَلاَ تَكُنْ
فَهُوَ الأَسِيْرُ لَدَيْكَ إِذْ لاَ يَنْشَبُ    #    وَالسِرُّ فَاكْتُمْهُ وَلاَ تَنْطِقْ بِهِ
فَرُجُوْعُهَا بَعْدَ التَنَافُرِ يَصْعُبُ    #    وَاحْرِصْ عَلَى حِفْظِ القُلُوْبِ مِنَ الأَذَى
شِبْهُ الزُجَاجَةِ كَسْرُهَا لاَيُشْعَبُ    #    إِنَّ القُلُوْبَ إِذَا تَنَافَرَ وُدُّهَا

14- قال الشاعر في الخلّ

إِنْ زَادَ مَالِي فَكُلُّ النَاسِ خُلاَّنيِ    #    إِنْ قَلَّ مَالِي فَلاَ خِلٌّ يُصَاحِبُنِي
وَكَمْ صَدِيْقٍ لِفَقْدِ المَالِ عَادَانيِ    #    فَكَمْ عَدُوٍّ ِلأَجْلِ المَالِ صَاحَبَنِي

15- الطمع في العمل الصالح

وَالنَاسُ حَوْلَكَ يَضْحَكُوْنَ سُرُوْرًا    #    وَلَدَتْكَ أُمُّكَ يَا ابْنَ آدَمَ بَاكِيًا
يَبْكُوْنَ حَوْلَكَ ضَاحِكًا مَسْرُوْرًا    #    اِحْرِصْ عَلَى عَمَلٍ تَكُوْنُ بِهِ إِذَا

16- من رسول الله صلّى الله عليه وسلّم

     اغتنم خمسا
     مَا عَالَ مَنِ اقْتَصَدَ 
     وَاعْمَلْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَجْزِيٌّ بِهِ
     رُبَّ شَهْوَةٍ سَاعَةً أَوْرَثَ حُزْنًا طَوِيْلاً
     قُلِ الحَقَّ وَلَوْ كَانَ مُرًّا
     مَا نَدِمَ مَنِ اسْتَشَارَ
     لاَ تَزَالُ هذِهِ الأُمَّةُ بِخَيْرِ مَا إِذَا قَالَتْ صَدَقَتْ وَإِذَا حَكَمَتْ عَدَلَتْ وَإِذَا اسْتُرْحِمَتْ رَحِمَتْ  
     اتَّقِ اللَّهِ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ  


»»  baca lanjutannya sob .. ..

MAHFUDZOT II KMI [Darussalam Gontor]

الحَثُّ عَلَى التَعَلُّمِ    1

وَالجَاهِلُ صَغِيْرٌ وَإِنْ كَانَ شَيْخًا     #    العَالِمُ كَبِيْرٌ وَإِنْ كَانَ حَدَثًا
وَلَيْسَ أَخُوْ عِلْمٍ كَمَنْ هُوَ جَاهِلُ      #    تَعَلَّمْ فَلَيْسَ المَرْءُ يُوْلَدُ عَالِمًا
صَغِيْرٌ  إِذَا الْتَفَّتْ عَلَيْهِ المَحَافِلُ      #    وإِنَّ كَبِيْرَ القَوْمِ لاَعِلْمَ عِنْدَهُ

أدب المجالسة    2

فَاجْلِسْ إِلَيْهِمْ بِالكَمَالِ مُؤَدَّبًا    #    إِنْ أَنْتَ جَالَسْتَ الرِجَالَ ذَوِي النُهَى
وَاجْعَلْ حَدِيْثَكَ إِنْ نَطَقْتَ مُهَذَّبًا    #    وَاسْمَعْ  حَدِيْثَهُمْ  إِذَا  هُمْ  حَدَّثُوْا

الشرف بالأدب    3

إِنْ رُمْتَ تَعْرِفَهُ فَانْظُرْ إِلىَ الأَدَبِ    #    لاَتَنْظُرَنَّ  ِلأَثْوَابٍ  عَلَى  أَحَدٍ
إِنْ لَمْ يَكُنْ فيِ  فِعْلِهِ  وَ الخَلاَئِقِ      #    وَمَا الحُسْنُ فيِ وَجْهِ الفَتَى شرفا له
وَ لْيَنْظُرَنَّ  إِلَى  مَنْ  دُوْنَهُ  مَالاً    #    فَلْيَنْظُرَنَّ  إِلىَ  مَنْ فَوْقَهُ أَدَبًا


قال الإمام الشافعي رضي الله عنه     4

فَأَرْشَدَنِي إِلىَ تَرْكِ المَعَاصِيْ    #    شَكَوْتُ إِلىَ وَكِيْعٍ سُوْءَ حِفْظِي
وَنُوْرُ اللهِ لاَيُهْدَى لِعَاصِي     #    وَ أَخْبَرَنِيْ بِأَنَّ العِلْمَ نُوْرُ

الحَثُّ على التَعَلُّمِ    5

تَجَرَّعَ ذُلَّ الجَهْلِ طُوْلَ حَيَاتِهِ    #    مَنْ لَمْ يَذُقْ ذُلَّ التَعَلُّمِ سَاعَةً
فَكَبِّرْ عَلَيْهِ أَرْبَعًا لِوَفَاتِهِ    #    وَمَنْ فَاتَهُ التَعْلِيْمُ وَقْتَ شَبَابِهِ
إِذَا لَمْ يَكُوْنَا لاَ اعْتِبَارَ لِذَاتِهِ    #    حَيَاةُ الفَتَى وَاللهِ بِالعِلْمِ وَالتُقَى


حقّ الوالدين    6

بَعْدَ حَقِّ اللهِ فيِ الاِحْتِرَامِ    #    إِنَّ لِلْوَالِدَيْنِ حَقًّا عَلَيْنَا
فَاسْتَحَقَّا نِهَايَةَ الإِكْرَامِ    #    أَوْجَدَانَا وَرَبَّيَانَا صَغِيْرًا


التواضُع ( 1- )    7

فَإِنَّ  رَفِيْعَ  القَوْمِ  مَنْ  يَتَوَاضَعُ      #    تَوَاضَعْ إِذَا مَا نِلْتَ فيِ النَاسِ رِفْعَةً
فَإِنَّ اتِضَاعَ المَرْءِ مِنْ شِيَمِ العَقْلِ    #    تَوَاضَعْ  إِذَا مَا كَانَ  قَدْرُكَ  عَالِيًا


التواضُع  ( 2- )    8

عَلَى صَفَحَاتِ المَاءِ وَهُوَ رَفِيْعُ      #    تَوَاضَعْ تَكُنْ كَالنَجْمِ لاَحَ لِنَاظِرٍ
إِلىَ طَبَقَاتِ الجَوِّ وَهُوَ وَضِيْعُ      #    وَلاَ تَكُنْ كَالدُخَانِ يَعْلُو بِنَفْسِهِ

الصدق    9

تَكْذِبْ فَأَقْبَحُ مَا يُزْرِي بِكَ الكَذِبُ      #    عَلَيْكَ بِالصِدْقِ فيِ كُلِّ الأُمُوْرِ لاَ
أَوْ عَادَةِ السُوْءِ أَوْ مِنْ قِلَّةِ الأَدَبِ      #    لاَ يَكْذِبُ المَرْءُ إِلاَّ مِنْ مَهَانَتِهِ


النصيحة     10

وَتَخَلَّقَنَّ بِأَشْرَفِ العَادَاتِ    #    اُسْلُكْ  بُنَيَّ  مَنَاهِجَ  السَادَاتِ
مِنْهُ الأَجَلَّ ِلأَوْجُهِ الصَدَقَاتِ    #    وَإِذَا اتَّسَعْتَ بِرِزْقِ رَبِّكَ فَاجْعَلَنْ


بِقَدْرِ مَا تَعْتَنِيْ تَنَالُ مَا تَتَمَنَّى      11

وَمَنْ طَلَبَ العُلىَ سَهِرَ اللَّيَاليِ    #    بِقَدْرِ الكَدِّ تُكْتَسَبُ المَعَاليِ
أَضَاعَ العُمْرَ فيِ طَلَبِ المُحَالِ    #    وَمَنْ طَلَبَ العُلَى مِنْ غَيْرِ كَدٍّ


الكشّافة    12

مِنْ وَاجِبِيْ الإِسْعَافُ    #    أَناَ الفَتَى الكَشَّــافُ
لِخِدْمَـــةِ العِبَــــــادِ    #    أَسْعَى بِكُلِّ جُهْدِيْ
بِلاَ انْتِظَــــارِ مُهْــلِ    #    أَخْدُمُ كُلَّ أَهْلِــــي
مِنْ وَاجِبِ الإِنْسَــانِ    #    فَخِدْمَةُ الأَوْطَــــانِ


المقتطفات  ( 1- )    13

نَدِمْتَ عَلَى التَفْرِيْطِ فيِ زَمَنِ البَذْرِ      #    إِنْ أَنْتَ لَمْ تَزْرَعْ وَأَبْصَرْتَ حَاصِدًا
فَإِنَّ  المَعَاصِــي  تُزِيْلُ  النِعــــــَمَ    #    وَإِذَا كُنْتَ فيِ نِعْمـــَةٍ فَارْعَهَـــــا


الصبر    14

لكِنْ عَوَاقِبَهُ أَحْلىَ مِنَ العَسَلِ    #    الصَبْرُ كَالصَبِرِ مُرٌّ فيِ مَذَاقَتِهِ
وَصَبُوْرًا  إِذَا  أَتَتْكَ  مُصِيْبَةٌ    #    كُنْ حَلِيْمًا  إِذَا  بُلِيْتَ  بِغَيْظٍ


الاقتصاد    15

تُسْرِفْ وَعِشْ عَيْشَ مُقْتَصِدٍ      #    أَنْفِقْ عَلَى قَدْرِ مَا اسْتَطَعْتَ وَلاَ
لَمْ  يَفْتَقِرْ  بَعْدَهَا  إِلىَ  أَحَدٍ      #    مَنْ كَانَ فِيْمَا اسْتَفَادَ مُقْتَصِدًا


المقتَطَفَات  ( 2- )    16

وَلَيْسَ يَمُوْتُ المَرْءُ مِنْ عَثْرَةِ الرِجْلِ      #    يَمُوْتُ الفَتَى مِنْ عَثْرَةٍ بِلِسَانِهِ
وَ خَيْرٌ  مِنْ  إِجَابَتِهِ  السُكُوْتُ      #    إِذَا نَطَقَ  السَفِيْهُ  فَلاَ  تُجِبْهُ


المقتطفات  ( 3- )    17

هَيْهَاتَ أَنْ يَسْلَمَ مِنْ لَسْعَتِهِ    #    مَنْ  لاَعَبَ  الثُعْبَانَ  فيِ  كَفِّهِ
وَلاَيَلِيْنُ إِذَا  قَوَّمْتَهُ  الخَشَبُ      #    إِنَّ الغُصُوْنَ إِذَا قَوَّمْتَهَا اعْتَدَلَتْ

احْتِرَامُ المُعَلِّمِ وَالطَبِيْبِ    18

لاَيَنْصَحَانِ إِذَا هُمَا لَمْ يُكْرَمَا    #    إِنَّ الْمُعَلِّمَ وَالطَبِيْبَ كِلاَ هُمَا
وَاقْنَعْ بِجَهْلِكَ إِنْ جَفَوْتَ مُعَلِّمًا    #    فَاصْبِرْ لِدَائِكَ إِنْ جَفَوْتَ طَبِيْبَهَا


المقتطفات  ( 4- )    19

فَإِنَّنِـــــيْ مُنْتَمٍ إِلـــىَ أَدَبِــــي    #    إِذَا انْتَمَـــى مُنْتَمٍ إِلىَ أَحَدٍ
وَلَيْسَ الفَتَى مَنْ يَقُوْلُ كَانَ أَبِي      #    إِنَّ الفَتَى مَنْ يَقُوْلُ ها أَنَذَا


قال الإمام الشافعي رضي الله عنه     20

قَيِّدْ صُيُوْدَكَ بِالحِبَالِ الوَاثِقَةِ    #    العِلْمُ  صَيْدٌ  و َالكِتَابَةُ قَيْدُهُ
وَتَتْرُكَهَا بَيْنَ الخَلاَئِقِ طَالِقَةً    #    فَمِنَ الحَمَاقَةِ أَنْ تَصِيْدَ غَزَالَةً


الحَثُّ عَلَى السَفَرِ فيِ طَلَبِ العِلْمِ    21

وَرِزْقُ اللهِ فـيِ الدُنْيَا  فَسِيْحُ      #    بِلاَدُ اللهِ وَاسِعَةُ فَضَـــاءً
إِذَا ضَاقَ بِكُمْ أَرْضٌ فَسِيْحُوا      #    فَقُلْ لِلْقَاعِدِيْنَ عَلَى هَوَانٍ

لِلْبُوْصِيْرِي فيِ تَحْذِيْرِ هَوَى النَفْسِ    22

حُبِّ  الرَضَاعِ  وَإِنْ  تَفْطِمْهُ يَنْفَطِمِ      #    النَفْسُ كَالطِفْلِ إِنْ تُهْمِلْهُ شَبَّ عَلَى
مِنْ حَيْثُ لَمْ يَدْرِ أَنَّ السُمَّ فيِ الدَسَمِ    #    كَمْ  حَسَّنَتْ  لَذَّةً  لِلْمَرْءِ  قَاتِلَةً


الحِكَمُ وَالأَمْثَالُ السَائِرَةُ   (1)    23

1- إِعْجَابُ الرَجُلِ بِنَفْسِهِ عُنْوَانُ ضُعْفِ عَقْلِهِ.
2- فَقْدُ البَصَرِ أَهْوَنُ مِنْ فَقْدِ  البَصِيْرَةِ.
3- إِنَّ قَلْبَ الأَحْمَقِ فيِ فَمِهِ وَلِسَانُ العَاقِلِ فيِ قَلْبِهِ.
4- هَلَكَ امْرُؤٌ لَمْ يَعْرِفْ قَدْرَهُ.
5- الفَلاَّحُ سَيِّدُ البِلاَدِ وَمَالِكُهُ الحَقِيْقِيُّ.


الحِكَمُ وَالأَمْثَالُ السَائِرَةُ  ( 2- )    24

1- الفَضْلُ لِلْمُبْتَدِيْ وَ إِنْ أَحْسَنَ المُقْتَدِيْ.
2- لاَتَطْلُبْ مِنَ الجَزَاءِ إِلاَّ بِقَدْرِ مَا صَنَعْتَ.
3- لاَتَتَكَلَّمْ ِبماَ لاَيَعْنِيْكَ وَدَعِ الكَلاَمَ فيِ كَثِيْرٍ مِمَّا يَعْنِيْكَ حَتَّى تَجِدَ لَهُ مَوْضِعًا.

الحِكَمُ وَالأَمْثَالُ السَائِرَةُ  ( 3- )    25

1- الوَقْتُ كَالسَيْفِ فَإِنْ لَمْ تَقْطُعْهُ قَطَعَكَ.
2- لاَتَشْرَبِ السُمَّ إِتِّكَالاً عَلَى مَا عِنْدَكَ مِنَ التِرْيَاقِ.
3- إِذَا أَحْبَبْتَ امْتِلاَكَ شَيْءٍ فَلاَ تُلِحَّ فيِ طَلَبِهِ.
4- إِنَّ الشَبَابَ وَالفَرَاغَ وَالجِدَةَ مَفْسَدَةٌ لِلْمَرْءِ أَيَّ مَفْسَدَةٍ.
5- رُبَّ لَفْظٍ أَفْقَدَتِ الصُحْبَةَ وَالإِخَاءَ.

الحِكَمُ وَالأَمْثَالُ السَائِرَةُ  ( 4- )    26

1- إِنَّ فيِ يَدِ الشُبَّانِ أَمْرَ الأُمَّةِ وَفيِ إِقْدَامِهَا حَيَاتَهَا.
2- النَاسُ مِنْ خَوْفِ الذُلِ فيِ الذُلِ وَالنَاسُ مِنْ خَوْفِ الخَطَأِ فيِ الخَطَأِ.
3- خَيْرُ الأُمُوْرِ أَوْسَطُهَا.
4- لَيْسَ الخَبَرُ كَالمُعَايَنَةِ.
5- مَصَائِبُ قَوْمٍ عِنْدَ قَوْمٍ فَوَائِدُ.

الرِحْلَةُ فيِ طَلَبِ الغِنَى    27

شَكَا الفَقْرَ أَوْ لاَمَ الصَدِيْقَ فَأَكْثَرَ    #    إِذَا المَرْءُ لَمْ يَطْلُبْ مَعَاشًا لِنَفْسِهِ
تَعِشْ ذَا يَسَارٍ أَوْ تَمُوْتَ فَتُعْذَرَ    #    فَسِرْ فيِ بِلاَدِ اللهِ وَالْتَمِسِ الغِنَى
وَكَيْفَ يَنَامُ مَنْ كَانَ مُعْسِرَا    #    وَلاَ تَرْضَ مِنْ عَيْشٍ بِدُوْنٍ وَلاَتَنَمْ


لِعَمْرُو بْنِ الوُرْدِ المُتَوَفَّى سَنَةَ 749 هـ    28

أَبْعَدَ الخَيْرَ عَلىَ أَهْلِ الكَسَلِ      #    اُطْلُبِ العِلْمَ فَلاَتَكْسَلْ فَمَا
كُلُّ مَنْ سَارَ عَلَى الدَرْبِ وَصَلَ    #    وَلاَتَقُلْ قَدْ ذَهَبَتْ أَرْبَابُهُ
إِنَّمَا أَصْلُ الفَتَى مَا قَدْ حَصَل      #    لاَتَقُلْ أَصْلِي وَفَصْلِي أَبَدًا

 

»»  baca lanjutannya sob .. ..

MAHFUDZOT I KMI [Darussalam Gontor]


1.    مَنْ سَارَ عَلىَ الدَّرْبِ وَصَلَ
1. Siapa berjalan pada jalannya sampai.


2.    مَنْ جَدَّ وَجَدَ
2. Siapa bersungguh-sungguh, mendapat.


3.    مَنْ صَبَرَ ظَفِرَ
3. Siapa yang sabar beruntung.


4.    مَنْ قَلَّ صِدْقُهُ قَلَّ صَدِيْقُهُ
4. Siapa sedikit kejujurannya, sedikit temannya.


5.    جَالِسْ أَهْلَ الصِّدْقِ وَالوَفَاءِ
5. Pergaulilah orang yang punya kejujuran dan ketepatan janji.


6.    مَوَدَّةُ الصَّدِيْقِ تَظْهَرُ وَقْتَ الضِّيْقِ
6. Kecintaan teman itu, tampak pada waktu kesempitan.

7.    وَمَااللَّذَّةُ إِلاَّ بَعْدَ التَّعَبِ
7. Tidak ada kenikmatan kecuali setelah kepayahan.


8.    الصَّبْرُ يُعِيْنُ عَلىَ كُلِّ عَمَلٍ
8. Kesabaran itu menolong setiap pekerjaan.


9.    جَرِّبْ وَلاَحِظْ تَكُنْ عَارِفًا
9. Coba dan perhatikanlah, niscaya kamu akan menjadi orang yang tahu.


10.    اُطْلُبِ العِلْمَ مِنَ المَهْدِ إِلىَ اللَّحْدِ
10. Tuntutlah ilmu sejak dari buaian hingga liang lahat.


11.    بَيْضَةُ اليَوْمِ خَيْرٌ مِنْ دَجَاجَةِ الغَدِ
11. Telur hari ini lebih baik daripada ayam esok hari.


12.    الوَقْتُ أَثْمَنُ مِنَ الذَّهَبِ
12. Waktu itu lebih mahal daripada emas.

13.    العَقْلُ السَّلِيْمُ فيِ الجِسِْم السَّلِيْمِ
13. Akal yang sehat itu ada pada badan yang sehat.


14.    خَيْرُ جَلِيْسٍ فيِ الزَّمَانِ كِتَابٌ
 14. Sebaik-baik teman duduk di setiap waktu adalah buku.


15.    مَنْ يَزْرَعْ يَحْصُدْ
15. Siapa menanam, mengetam.


16.    خَيْرُ الأَصْحَابِ مَنْ يَدُلُّكَ عَلىَ الخَيْرِ
 16. Sebaik-baik sahabat itu yang menunjukkanmu kepada kebaikan.
17.    لَوْلاَ العِلْمُ لَكَانَ النَّاسُ كَاْلبَهَائِمِ
 17. Seandainya tidak ada ilmu niscaya manusia itu seperti
       binatang.                


18.    العِلْمُ فيِ الصِّغَرِ كَالنَّقْشِ عَلىَ الحَجَرِ
18. Ilmu di waktu kecil itu, laksana ukiran di atas batu.
19.    لَنْ تَرْجِعَ الأَياَّمُ الَّتيِ مَضَتْ
19. Hari-hari yang telah berlalu itu tidak akan kembali.


20.    تَعَلَّمَنْ صَغِيْرًا وَاعْمَلْ بِهِ كَبِيْرًا
20. Belajarlah di waktu kecil dan amalkanlah di waktu
      besar.


21.    العِلْمُ بِلاَ عَمَلٍ كَالشَّجَرِ بِلاَ ثَمَرٍ
21. Ilmu tanpa pengamalan itu bagaikan pohon tak
      berbuah.


22.    الاتِّحَادُ أَسَاسُ النَّجَاحِ
22. Persatuan itu pangkal keberhasilan.


23.    لاَ تَحْتَقِرْ مِسْكِيْنًا وَكُنْ لَهُ مُعِيْناً
23. Jangan menghina orang miskin tetapi jadilah penolong
      baginya.


24.    الشَّرَفُ بِالأَدَبِ لاَ بِالنَّسَبِ
24. Kemuliaan itu karena kebaikan budi pekerti bukan
      keturunan.


25.     سَلاَمَةُ الإِنْسَانِ فيِ حِفْظِ اللِّسَانِ
25. Keselamatan manusia itu ada dalam menjaga lidah.


26.    آدَابُ المَرْءِ خَيْرٌ مِنْ ذَهَبِهِ
26. Kebaikan budi pekerti seseorang itu lebih baik dari
      pada emasnya.


27.    سُوْءُ الخُلُقِ يُعْدِي
27. Budi pekerti yang buruk itu menular.


28.    آفَةُ العِلْمِ النِّسْياَنُ
28. Penyakit ilmu itu adalah lupa.


29.    إِذَا صَدَقَ العَزْمُ وَضَحَ السَّبِيْلُ
29. Jika kemauan (seseorang) itu kuat maka akan jelas
      jalannya.


30.    لاَ تَحْتَقِرْ مَنْ دُوْنَكَ فَلِكُلِّ شَيْئٍ مَزِيَّةٌ
30. Jangan menghina orang yang lebih rendah daripadamu,
      karena setiap sesuatu itu mempunyai kelebihan.


31.    أَصْلِحْ نَفْسَكَ يَصْلُحْ لَكَ النَّاسُ
31. Perbaikilah dirimu, orang lain akan baik kepadamu.


32.    فَكِّرْ قَبْلَ أَنْ تَعْزِمَ
32. Berpikirlah sebelum kamu memutuskan/merencanakan.


33.    مَنْ عَرَفَ بُعْدَ السَّفَرِ اِسْتَعَدَّ
33. Barangsiapa yang tahu jauhnya perjalanan, ia akan
      bersiap-siap


34.    مَنْ حَفَرَ حُفْرَةً وَقَعَ فِيْهَا
34. Siapa yang menggali lubang, ia  akan terperosok ke
      dalamnya.

35.    عَدُوٌّ عَاقِلٌ خَيْرٌ مِنْ صَدِيْقٍ جَاهِلٍ
35. Musuh yang pandai itu lebih baik daripada teman yang
      bodoh.


36.    مَنْ كَثُرَ إِحْسَانُهُ كَثُرَ إِخْوَانُهُ
36. Siapa yang banyak perbuatan baiknya, banyak
      saudaranya.


37.    اِجْهَدْ وَلاَ تَكْسَلْ وَلاَ تَكُ غَافِلاً فَنَدَامَةُ العُقْبىَ لِمَنْ يَتَكاَسَلُ
37. Bersungguh-sungguhlah, jangan bermala-malas, dan
      jangan lengah, karena penyesalan itu atas orang yang
      bermalas-malas.


38.    لاَ تُؤَخِّرْ عَمَلَكَ إِلىَ الغَدِ مَا تَقْدِرُ أَنْ تَعْمَلَهُ اليَوْمَ
38. Janganlah menunda pekerjaanmu hingga esok hari, jika
      kamu dapat mengerjakannya hari ini.


39.    اُتْرُكِ الشَّرَّ يَتْرُكْكَ
39. Tinggalkanlah keburukanmu, keburukan itu akan
       meninggalkanmu.


40.    خَيْرُ النَّاسِ أَحْسَنُهُمْ خُلُقاً وَأَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
40. Sebaik-baik manusia itu, ialah yang paling baik budi
      pekertinya dan yang paling bermanfaat bagi manusia.


41.    فيِ التَّأَنِّي السَّلاَمَةُ وَفيِ العَجَلَةِ النَّدَامَةُ
41. Di dalam kehati-hatian ada keselamatan, dan di dalam
      ketergesa-gesaan ada penyesalan.


42.    ثَمْرَةُ التَّفْرِيْطِ النَّدَامَةُ وَثَمْرَةُ الحَزْمِ السَّلاَمَةُ
42. Buah kelengahan itu penyesalan, dan buah kecermatan
      itu keselamatan.


43.    الرِّفْقُ بِالضَّعِيْفِ مِنْ خُلُقِ الشَّرِيْفِ
43. kelemah-lembutan kepada orang yang lemah itu adalah
      suatu perangai orang yang mulia.


44.    فَجَزَاءُ سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِثْلُهَا
44. Balasan suatu kejahatan itu adalah kejahatan yang
      sama dengannya.


45.    تَرْكُ الجَوَابِ عَلىَ الجَاهِلِ جَوَابٌ
45. Tidak menjawab atas orang yang bodoh itu adalah
       jawaban.
46.    مَنْ عَذُبَ لِسَانُهُ كَثُرَ إِخْوَانُهُ
46. Siapa yang manis tutur katanya banyak saudaranya.


47.    إِذَا تَمَّ العَقْلُ قَلَّ الكَلاَمُ
47. Jika akal sempurna sedikit bicara.


48.    مَنْ طَلَبَ أَخًا بِلاَ عَيْبٍ بَقِيَ بَلاَ أَخٍ
48. Siapa yang mencari saudara yang tidak bercela, ia akan
      tetap tidak mempunyai saudara.


49.    قُلِ الحَقَّ وَلَوْ كَانَ مُرًّا
49. Katakan yang benar, walaupun pahit.


50.    خَيْرُ مَالِكَ مَا نَفَعَكَ
50. Sebaik-baik hartamu adalah yang bermanfaat bagimu.


51.    خَيْرُ الأُمُوْرِ أَوْسَاطُهَا
51. Sebaik-baik perkara itu adalah pertengahanya (yang
      sederhana).


52.    لِكُلِّ مَقَامٍ مَقَالٌ وَلِكُلِّ مَقَالٍ مَقَامٌ
52. Setiap tempat ada pembicaraannya, dan setiap
      pembicaraan ada tempatnya.


53.    إِذاَ لمَ ْ تَسْتَحْيِ فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ
53. Jika kamu tidak malu, maka perbuatlah apa yang kamu
      kehendaki.


54.    لَيْسَ العَيْبُ لِمَنْ كَانَ فَقِيْرًا بَلِ العَيْبُ لِمَنْ كَانَ بَخِيْلاً
54. Cela itu bukan bagi orang fakir, tapi cela itu bagi orang
      kikir.

55.    لَيْسَ اليَتِيْمُ الَّذِي قَدْ مَاتَ وَالِدُهُ بَلِ اليَتِيْمُ يَتِيْمُ العِلْمِ وَالأَدَبِ
55. Yatim bukan yang telah meninggal orang tuanya, tapi
      (sebenarnya) yatim itu adalah yatim ilmu dan budi
      pekerti.


56.    لِكُلِّ عَمَلٍ ثَوَابٌ وَلِكُلِّ كَلاَمٍ جَوَابٌ
56. Setiap pekerjaan itu ada balasannya, dan setiap
      perkataan itu ada jawabannya.


57.    وَعَامِلِ النَّاسَ بِمَا تُحِبُّ مِنْهُمْ دَائِماً
57. Pergaulilah manusia itu dengan apa yang selalu kamu
      inginkan mereka.


58.    هَلَكَ امْرُؤٌ لَمْ يَعْرِفْ قَدْرَهُ
58. Orang yang tidak tahu diri itu akan hancur.


59.    رَأْسُ الذُّنُوْبِ الكَذِبُ
59.Pokok dosa itu, adalah kebohongan.

60.    مَنْ ظَلَمَ ظُلِمَ
60. Siapa yang menganiaya akan dianiaya.


61.    لَيْسَ الجَمَالُ بِأَثْوَابٍ تُزَيِّنُنُا إِنَّ الجَمَالَ جمَاَلُ العِلْمِ وَالأَدَبِ
61. Kecantikan itu bukan karena pakaian yang menghiasi
      kita, sesungguhnya kecantikan itu ialah kecantikan
  karena ilmu dan kesopanan.


62.    لاَ تَكُنْ رَطْباً فَتُعْصَرَ وَلاَ يَابِسًا فَتُكَسَّرَ
62. Janganlah bersikap lemah, sehingga diperas, dan
      jangan bersikap keras, sehingga dipatahkan.


63.    مَنْ أَعاَنَكَ عَلىَ الشَّرِّ ظَلَمَكَ
63. Membantu berbuat jahat berarti ia menganiayamu.


64.    أَخِي لَنْ تَنَالَ العِلْمَ إِلاَّ بِسِتَّةٍ سَأُنْبِيْكَ عَنْ تَفْصِيْلِهَا بِبَيَانٍ: ذَكَاءٌ وَحِرْصٌ وَاجْتِهَادٌ
وَدِرْهَمٌ وَصُحْبَةُ أُسْتَاذٍ وَطُوْلُ زَمَانٍ
64. Saudaraku! Kamu tidak akan mendapatkan ilmu,
      kecuali dengan enam perkara, akan aku beritahukan
      perinciannya dengan jelas :
        - Kecerdasan
        - Ketamakan (terhadap ilmu)
        - Kesungguhan
        - Uang (biaya)
        - Dekat dengan Guru
        - Waktu yang lama


65.    العَمَلُ يَجْعَلُ الصَّعْبَ سَهْلاً
65. Berbuat itu menyebabkan yang sukar menjadi mudah.


66.    مَنْ تَأَنَّى نَالَ مَا تَمَنَّى
66. Siapa yang berhati-hati akan mendapatkan apa yang ia
      cita-citakan.


67.    اُطْلُبِ العِلْمَ وَلَوْ بِالصِّيْنِ
67. Tuntutlah ilmu walaupun di negeri Cina.


68.    النَّظَافَةُ مِنَ الإِيْمَانِ
68. Kebersihan itu bagian dari iman.


69.    إِذَا كَبُرَ المَطْلُوْبُ قَلَّ المُسَاعِدُ
69. Jika tuntutan itu besar, maka akan sedikit penolongnya.


70.    لاَ خَيْرَ فيِ لَذَّةٍ تَعْقِبُ نَدَماً
70. Tidak ada kebaikan dalam kenikmatan yang
       mengakibatkan penyesalan.


71.    تَنْظِيْمُ العَمَلِ يُوَفِّرُ نِصْفَ الوَقْتِ
71. Pengaturan pekerjaan menghemat separoh waktu.



72.    رُبَّ أَخٍ لَمْ تَلِدْهُ وَالِدَةٌ
72. Kebanyakan saudara itu tidak dilahirkan oleh satu ibu.


73.    دَاوُوْا الغَضَبَ بِالصُّمْتِ
73. Obatilah kemarahan itu dengan diam
74.    الكَلاَمُ يَنْفُذُ مَالاَ تَنْفُذُهُ الإِبَرُ
74. Perkataan itu dapat menembus apa yang tidak bisa
      ditembus oleh jarum.


75.    لَيْسَ كُلُّ مَا يَلْمَعُ ذَهَباً
75. Tidak setiap yang mengkilat itu emas.


76.    سِيْرَةُ المَرْءِ تُنْبِئُ عَنْ سَرِيْرَتِهِ
76. Perilaku seseorang itu menunjukkan rahasianya.


77.    قِيْمَةُ المَرْءِ بِقَدْرِ مَا يُحْسِنُهُ
77. Nilai seseorang itu sebesar kebaikannya.


78.    صَدِيْقُكَ مَنْ أَبْكَاكَ لاَ مَنْ أَضْحَكَكَ
78. Temannmu adalah orang yang membuatmu menangis
bukan orang yang membuatmu tertawa.


79.    عَثْرَةُ القَدَمِ أَسْلَمُ مِنْ عَثْرَةِ اللِّسَانِ
79. Tergelincirnya kaki itu lebih selamat dari pada
       tergelincirnya lidah.


80.    خَيْرُ الكَلاَمِ مَا قَلَّ وَدَلَّ
80. Sebaik-baik pembicaraan itu ialah yang singkat dan
      jelas.


81.    كُلُّ شَئٍ إِذَا كَثُرَ رَخُصَ  إِلاَّ الأَدَبَ
81. Segala sesuatu itu apabila banyak menjadi murah,
      kecuali budi pekerti.

82.    أَوَّلُ الغَضَبِ جُنُوْنٌ وَآخِرُهُ نَدَمٌ
82. Permulaan marah itu kegilaan dan akhirnya penyesalan.


83.    العَبْدُ يُضْرَبُ بِالعَصَا وَالحُرُّ يَكْفِيْهِ بِالإِشَارَةِ
83. Hamba sahaya itu dipukul dengan tongkat, dan orang
      yang merdeka  cukup dengan isyarat.


84.    اُنْظُرْ مَا قَالَ وَلاَ تَنْظُرْ مَنْ قَالَ
84. Lihatlah apa yang dikatakan (diucapkan) dan jangan
      melihat siapa yang mengatakan.

85.    الحَسُوْدُ لاَ يَسُوْدُ
85. Pendengki itu tidak akan mulia.


86.    الأَعْمَالُ بِخَوَاتِمِهَا
86. Tiap-tiap pekerjaan itu dengan penyelesaiannya.


87.    إِلهِي لَسْتُ لِلْفِرْدَوْسِ أَهْلاً #            وَلاَ أَقْوَى عَلىَ النَّارِ الجَحِيْمِ
         فَهَبْ ليِ تَوْبَةً وَاغْفِرْ ذُنُوْبيِ #                فَإِنَّكَ غَافِرُ الذَّنْبِ العَظِيْمِ
ذُنُوْبيِ مِثْلُ أَعْدَادِ الرِّمَالِ    #                        فَهَبْ ليِ تَوْبَةً يَاذاَالجَلاَ لِ    
وَعُمْرِي نَاقِصٌ فيِ كُلِّ يَوْمٍ #                         وَذَنْبيِ زَئِدٌ كَيْفَ احْتِمَالِ
إِلهِي عَبْدُكَ العَاصِي أَتَاكَ   #                        مُقِرًّا  بِالذُّنُوْبِ وَقَدْ دَعَاكَ
    وَإِنْ تَغْفِرْ فَأَنْتَ لِذَا أَهْلٌ  #                فَإِنْ تَطْرُدْ فَمَنْ نَرْجُو سِوَاك
Wahai Tuhanku ! Aku bukanlah ahli surga # tapi aku tidak
kuat dalam neraka.

Maka berilah aku taubat (ampunan) dan ampunilah dosaku # sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dosa yang besar.

Dosaku bagaikan bilangan pasir # maka berilah aku taubat
 wahai Tuhanku yang memiliki keagungan.

Umurku berkurang setiap hari # sedang dosaku selalu
bertambah, bagaimana aku menanggungnya.

Wahai, Tuhanku! Hamba Mu yang durhaka telah datang
kepada Mu # dengan mengakui segala dosa, dan telah memohon kepada Mu.

Maka jika Engkau mengampuni, Engkaulah pemilik
ampunan # tetapi jika Engkau menolak, kepada siapa lagi
 aku mengharap selain kepada Engkau?
»»  baca lanjutannya sob .. ..