Hukum Ucapan Kafir Sesama Muslim

Apa hukum mengkafirkan orang Islam ? Dan apa hukum mengikut shalat di belakang orang yang suka meng­kafirkan orang itu ?

munfkin diantara kita masih ada yang khilaf dan kurang memaknai,bahkan walaupun itu hanya canda belaka kepada teman semuslim kita,tapi siapa tahu perasaan dari orang/lawan bicara dan yang mendengar tentang hal ini,saya sengaja menulis dan memosting tulisan ini untuk menjawab beberapa kejanggalan dan pertanyaan seperti diatas [mumpung ane lagi inget,dan ga'mau temen ane melampui batas] karena udah ga'jaman maen otot],jadi langsung aja biar kita bisa saling menghargai sesama muslim dan beda agama,karena kepercayaan dan perbedaan pendapat itu perlu.

Mengkafirkan orang bukan perkara kecil. Orang yang mengaku Islam itu tak boleh dikafirkan, melainkan kalau ia terus terang ingkar kepada Qur-an, ingkar kepada Nabi s.a.w., ingkar salah satu hukum Islam yang tersebut di Agama dengan menyembah berhala, menyembah hantu, syaithan atau lain-lain pekerjaan yang terang kekufurannya.

Adapun orang Islam yang bersalahan faham di dalam masalah Agama, walaupun masalah i'tiqad, itu tidak boleh dikafirkan.

Pendeknya, tidak patut meringankan mulut tentang meng kafirkan seseorang yang bersalahan faham di dalam masalah Agama, walaupun bagaimanapun besar kesalahannya itu.

Lihatlah 73 qaum yang tersebut di dalam Hadiets, Nabi kita sendiri mengaku mereka itu ummatnya. Nabi tidak kafirkan mereka, hanya Nabi salahkan 72 qaum. Begitulah perjalanan shahabat-shahabat Nabi dan imam yang besar-besar Oleh sebab itu orang yang kita pandang salah itu cukuplah dengan disalahkan saja, itupun kalau sudah cukup quat alasan kita.

Janganlah sekali-kali berani mengkafirkan, karena bahayanya terlalu besar.....



Sabda Nabi s.a.w. :

إذَ اَكْفَرَ الرَّجُلُ اَخَاهُ فَقَدْ بَاءَ بِهَا اَحَدَهُمَا

Artinya :  Seorang apabila mengkafirkan saudaranya, maka kembalilah kekufuran itu kepada salah seorang daripada keduanya.(H.S.R. Muslim).

dan sabda Nabi s.a.w. yang Artinya :

اَيمَا امرِئ قَالَ لأخِيْهِ: يَا كَافِر فَقَدْ بَاءَ بِهَا اَحَدُ هُمَا اِنْ كَانَ كَمَا قَالَ, وَاِلاّ رَجَعَتْ عَ

"Siapa berkata kepada sauduranya : „Hai kafir", maka kembalilah kekufuran itu kepada salah seorang daripada keduanya. Kalau memang saudaranya itu sebagalmana ia kata (benarlah ia), tetapi kalau tidak, niscaya kembalilah kekufuran itu kepadanya (sendiri)".bukhari

dan sabda Nabi s.a.w. yang Artinya :    

مَنْ دَعَا رَجُلاً بِالكُفْرِ اَوْ قَالَ: عَدُوّا الله, وَليْسَ كَذَلِكَ اِلاّ حَارَ عَلَيْهِ

"Barang siapa mengkafirkan seorang atau ia panggil dia ,.Hai musuh Allah !" padahal tidak ia begitu, melainkan kembalilah (panggilannya) itu kepadanya sendiri."muslim

Menurut Hadiets-hadiets yang tersebut di atas tadi, bahwa mengkafirkan orang itu satu larangan besar, karena orang yang dikafirkan itu, kalau tidak betul kafir pada pandangan Allah, maka kekufuran itu akan kembali atas orang yang mengkafirkan itu.


Jadi, kita tidak tau apakah orang yang dikafirkan itu betul kafir atau tidak ; dan kita tidak tau juga apakah kekufuran itu telah kembali atas orang yang mengkufurkan atau tidak.

Orang mengkafirkan orang itu paling bisa, kita katakan dia berdosa. Maka mengikuti shalat di belakang orang yang meng kafirkan itu shah, ashal saja shalatnya betul, ya'ni jika shalat nya shah, maka shahlah kita ikut dia.

Tetapi sudah tentu lebih baik berimam kepada orang yang lebih 'alim dan lebih shahih.

Manusia itu adalah umat yang satu. (Setelah timbul perselisihan), maka Allah mengutus para nabi sebagai pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab yang benar untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidaklah berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkann itu dengan kehendak-Nya. Dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus. [QS. Al-Baqarah : 213].

Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat, tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu. Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kamu semuanya kembali, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu. [QS. Al-Mâidah : 48]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar